Selasa 21 Feb 2017 17:43 WIB

Menjajal Peluang Bisnis Reseller Daring

Rep: Novita Intan/ Red: Indira Rezkisari
Reseller daring menjadi salah satu model bisnis menarik masa kini.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Reseller daring menjadi salah satu model bisnis menarik masa kini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya platform e-commerce, Dusdusan.com untuk membantu menciptakan peluang wirausaha sejalan dengan target pemerintah untuk meningkatkan jumlah Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM). Co-Founder Dusdusan Christian Kustedi mengatakan semangat wirausaha pada setiap orang dapat dipicu dan dikembangkan dengan adanya pemahaman, wadah, dan dukungan yang tepat.

"“Kita melihat peluang di market reseller dan stockist skala kecil, yaitu ibu-ibu rumah tangga yang ingin mendapat penghasilan tambahan tanpa modal dan tidak menghabiskan banyak waktu dan tenaga. Jadi kita cari ide bisnis apa yang bisa mereka jalankan dengan sangat mudah tapi bisa menambah penghasilan mereka," jelas Christian di Jakarta, Selasa (21/2).

Dusdusan sendiri sebenarnya sudah sempat hadir pada Desember 2014 lalu dengan konsep B2B yang menyasar korporasi dan reseller besar. Tetapi, menurut Christian, respons yang diberikan oleh pasar saat itu sedikit.

Oleh karena itu pihak Dusdusan memutuskan untuk menutup sementara, mengubah banyak hal, dan pivot dengan meluncurkan ulang Dusdusan pada Februari 2015 yang diklaim mendapatkan respons lebih baik. "Program reseller ini sejak Juli 2015, keyakinan pertumbuhan dan respons reseller sangat positif, sejak Juli 2015 kita fokus ke reseller kita, jumlah pengunjung, pendapatan bertambah jadi kami semakin optimis," ungkapnya.

Saat ini, Dusdusan memiliki lebih dari 22 ribu member reseller tersebar di seluruh Indonesia. Di mana, para member 90 persen berasal dari ibu rumah tangga di Pulau Jawa dan Sumatera.

"Member umum kami ada 100 ribu dan 150 ribu reseller aktif. Saat ini kami sudah mampu menjual 20 produk eksklusif dan targetnya 40 produk sampai Maret 2017, dan bertambah menjadi 100 produk hingga akhir tahun," jelas dia.

Di sisi pemasaran, Christian masih mengandalkan jejaring media sosial berupa Facebook untuk memperkenalkan platform e-commerce ini. Adapun produk Dusdusan berupa produk lokal rumah tangga.

"Kita juga mau akitivitas offline karena audiens di luar Pulau Jawa dan Sumatera lebih ke offline. Kita lebih banyak sosialisasi ke media sosial untuk merekrut member baru, 90 persen facebook, ibu rumah tangga lebih banyak habiskan waktu ke Facebook ketimbang ke Google," ungkapnya.

Harga yang ditawarkan Dusdusan terbilang murah, mulai Rp 50 ribu hingga Rp 500 ribu untuk kategori peralatan rumah tangga, mulai dari peralatan dapur dan plastik, beberapa produk anak-anak yang masih sebatas plastik dan peralatan sekolah.

"Saat ini paling banyak di bawah Rp 200 ribu untuk harga reseller sementara untuk harga umum dari Rp 100 ribu sampai Rp 300 ribu," jelas Christian.

Syarat menjadi anggota reseller Dusdusan diberlakukan dengan tujuan sebagai proses selektif. Dusdusan ingin menjaring anggota yang serius untuk memiliki bisnis mandiri. 

"Kalau mau jadi member memang harus ada biaya awal sebesar Rp 150 ribu dengan cukup mengisi biodata dan selanjutnya bisa akses ke katalog dan learning center. Kami selektif jadi bukan hanya member incar diskon tapi benar-benar reseller," ungkapnya.

Oleh karena itu, Dusdusan secara aktif terus memberikan konten pelatihan di dalam online learning centre-nya, dan juga secara berkala mengadakan berbagai gathering untuk pelatihan cara promosi online dan ofine.

"Kami akan meluncurkan aplikasi di Android dan iOs pada Juli 2017. Kami ingin menjadikan produk laris, platform mudahkan reseller dan menjadi reseller online  terbesar di Asia tenggara nanti 2019 kita ekspansi ke Filipina dan Malaysia," ucap Christian.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement