Jumat 03 Feb 2017 16:22 WIB

Lia Afif Padankan Batik dengan Marun dan Krem

Desainer Lia Afif
Foto: Republika/Rakhmawaty
Desainer Lia Afif

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lia Afif, desainer asal Surabaya, terus menunjukkan eksistensinya. Dia kembali meramaikan perhelatan akbar Indonesia Fashion Week (IFW) 2017. Kali ini Lia yang merupakan alumnus sekolah mode Susan Budiharjo mengangkat judul Alkara Alindra.

“Saya menampilkan pagelaran tenun batik Gedog khas Tuban, Jawa Timur. Alka memiliki arti wanita cantik dan Alindra adalah filosofi arsitektur bangunan tinggi candi-candi yg melambangkan keagungan,” jelasnya dalam konferensi pers usai pagelaran busana di JCC, Jakarta, Kamis (2/2).

Penggunaan batik tenun Gedog sebagai simbol dari budaya, dikombinasi dengan desain yang indah untuk mewakili modernisasi saat ini. Dipersembahkan untuk wanita, koleksinya ini menyampaikan pesan untuk memperkuat dan mengagungkan keindahan, kecantikan, dan kehadiran perempuan.

Ada sekitar 12 koleksi dari karya terbaru Lia Afif. Model yang dihadirkan pun lengkap, ada celana palazzo, jumpsuit, dan dress atau terusan. Semuanya dipadupadankan. Warna yang ditampilkan marun, krem, dan batik. Semua jadi satu perpaduan yang manis.

Lia Afif memang dikenal sebagai desainer yang suka mengeksplorasi kain atau budaya asli Indonesia. Kebetulan dia senang berlibur bersama keluarga. Setelah mengamati, Ternate banyak kain asli Indonesia yang sangat bagus dan indah jika dikenakan sebagai busana Muslim.

“Sejak saat itu saya berkomitmen untuk terus mengeksplorasi kain Indonesia dalam bentuk karya busana yang indah dan dicintai masyarakat Indonesia,” ujarnya, yang rela mencari kain hingga ke Lombok, NTB, NTT, Kupang, Bali dan daerah pelosok yang kadang masih jarang dikunjungi wisatawan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement