REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penyanyi Madonna berpikir untuk "meledakkan" Gedung Putih. Hal itu diungkapkannya setelah pelantikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Jumat (20/1) lalu.
Penyanyi 58 tahun tersebut seperti dilansir Female First, telah bergabung dengan ribuan demonstran Women's March di ibu kota AS Washington DC pada Sabtu (21/1). Dalam aksi demo tersebut, Madonna sempat menyampaikan orasi yang menyatakan bahwa revolusi dimulai dan ia bersumpah "berjuang" untuk hak-hak perempuan.
Dalam orasinya, Madonna mengatakan kebaikan memang tak menang dalam pemilu ini. Tapi menurutnya kebaikan pada akhirnya akan menang.
"Jadi yang terjadi hari ini adalah kita masih jauh dari akhir. Hari ini menandakan awal dari cerita kita," kata Madonna.
Madonna menambahkan dalam orasinya bahwa revolusi telah dimulai di sini. Menurutnya ini akan menjadi perjuangan utuk kebebasan untuk menjadi sama.
Ia mengatakan aksi ini merupakan komitmen bersama melalui kegelapan dan mereka tak takut dan tak sendiri. Menurutnya mereka akan berjuang bersama dan tak akan mundur. "Dan untuk para pencela kami yang bersikeras ini tak akan berpengaruh apa-apa. Ya, saya berpikir untuk meledakkan Gedung Putih," ujar Madonna.
Namun pelantun "Rebel Heart" itu mengatakan terpilihnya Trump pasti karena satu alasan. Ia berharap pemilu ini bisa membuat orang-orang untuk bersatu.
Menurut Madonna, ini menunjukkan bahwa sikap tak peduli bisa berdampak pada kebebasan dan kemerdekaan mereka. Tapi ia percaya selalu ada gelap sebelum fajar tiba.
"Aku merasa seperti itu harus terjadi untuk membuat orang bersatu. Ayo kita mulai 'pestanya'!" ujar Madonna.