REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sirine pada mobil ambulans di desain dengan suara keras agar pengendara lain bisa mengetahui keberadaan ambulans dari jarak yang cukup jauh dan bergeser untuk memberi jalan. Sayangnya, terkadang pengendara di jalan senang memasang musik dengan kencang sehingga tak menyadari bahwa ada ambulans yang sedang berusaha untuk mencari jalan di belakang mereka.
Kondisi ini tentu merugikan bagi pasien yang sedang dibawa dalam ambulans. Karena, di tengah situasi hidup dan mati, tiap detik sangat berharga.
Berdasarkan situasi ini, sekelompok pelajar dari Stockholm, Swedia, membuat terobosan baru yang memastikan setiap pengendara di jalan dapat mengetahui bahwa ada ambulans yang datang ke arah mereka seberapa pun kencangnya musik yang diputar. Terobosan ini merupakan sistem yang mampu membajak radio di mobil untuk mengirim pesan peringatan bahwa ada kendaraan gawat darurat yang datang menunju ke arah mobil tersebut berada.
Sinyal darurat ini dikirim dari ambulans melalui FM band. Bersamaan dengan sinyal, pesan teks juga dikirimkan dan akan terpampang di layar tuner radio.
Yang membuat sistem ini lebih istimewa ialah fakta bahwa pengendara tidak perlu memiliki teknologi khusus agar bisa menerima pesan tersebut. Selama mobil pengendara dilengkapi dengan pemutar siaran radio FM yang dilengkapi dengan Radio Data System, maka pesan darurat ini bisa diterima oleh pengendara mobil.
Dengan mengirimkan sinyal lebih awal, para pengendara mobil dapat bersiap-siap untuk berpindah posisi dan memberi jalan bagi ambulans yang sedang berjalan ke arah mereka. Sistem hasil karya pelajar ini akan diadopsi oleh kendaraan-kendaraan gawat darurat termasuk ambulans dan akan mulai menjalani tahap pengetesan pada kuartal pertama 2017.
Seperti dilansir Ubergizmo, sistem ini memang bergantung dengan tuner radio yang harus dalam keadaan menyala. Akan tetapi, jika radio tidak dalam keadaan menyala, maka otomatis radio pada mobil tersebut tidak perlu dibajak karena suara sirine ambulans akan terdengar dari kejauhan.