Selasa 17 Jan 2017 13:40 WIB

Wisata Halal Pacu Peningkatan Perjalanan Umrah Plus

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Andi Nur Aminah
Rombongan jamaah umrah plus wisata Muslim Adinda Azzahra melakukan wisata halal di Eropa sebelum menunaikan ibadah umrah di Tanah Suci.
Foto: Dok Adinda Azzahra
Rombongan jamaah umrah plus wisata Muslim Adinda Azzahra melakukan wisata halal di Eropa sebelum menunaikan ibadah umrah di Tanah Suci.

REPUBLIKA.CO.ID, Ibadah umrah yang dipadukan dengan wisata atau umrah plus belakangan ini menjadi tren. Biro perjalanan juga mulai menawarkan paket perjalanan ibadah sambil liburan tersebut.

Direktur Utama Biro Travel Wahana Haji dan Umrah Muharom Ahmad mengatakan, sebenarnya paket perjalanan itu sudah populer empat tahun belakangan ini. Peningkatan permintaan umrah plus tersebut juga semakin meningkat dua tahun terakhir.

"Demand-nya cukup tinggi dan memang dalam dua tahun terakhir permintaan terus bertambah karena banyak orang yang berkeinginan untuk datang ke destinasi wisata halal," kata Muharom Ahmad kepada Republika.co.id di Jakarta, Sabtu (14/1) lalu.

Muharom mengungkapkan, meski sudah populer sejak empat tahun lalu grafik perjalanan umrah plus tidak pernah turun. Hal ini, dia mengatakan, lantaran bertambahnya kaum Muslim yang memiliki daya beli di atas rata-rata.

Muharom mengatakan, mereka kini memiliki kesadaran tentang sejarah dakwah Islam. Alasan lainnya adalah untuk mendidik keluarga atau paling tidak diri sendiri untuk mengetahui peran Islam pada zaman keemasan dulu.

Muharom mengatakan, ketertarikan paket umrah disertai paket perjalanan diperlihatkan dengan rute perjalanan maskapai yang menyediakan penerbangan langsung. Berbeda dengan empat tahun sebelumnya dimana penerbangan masih harus melakukan transit di Malaysia.

Meski demikian, tidak semua peserta umrah menginginkan ibadah yang dipadukan dengan paket perjalanan wisata. Muharom mengatakan, umrah plus kerap dikejar oleh jamaah yang sudah dua kali atau lebih ke Tanah Suci. "Kalau yang pertama biasanya fokus untuk umrah dulu," katanya.

Istanbul di Turki, Maroko di Afrika Utara, Cordoba di Spanyol atau negara lain di Eropa seperti daerah Balkan menjadi incaran utama jamaah umrah plus. Terlebih Cordoba, yang merupakan pintu masuk penyeberan Islam di Eropa.

Muharom mengungkapkan, paket umrah plus sebenarnya lebih efisien ketimbang umrah biasa. Jamaah dapat menempuh perjalanan wisata dengan waktu yang lebih singkat.

Dia menyontohkan, peserta dapat terbang ke Turki dengan waktu tempuh sekitar sembilan hingga sepuluh jam. Sementara, dengan paket umrah plus, jamaah dapat mencapai Turki dalam waktu dua jam dari Jeddah. "Nah nilai wisata religi itu juga biasanya akan lebih terasa karena dalam momen umrah," kata Muharom.

Bagi biro perjalanan, hambatan relatif kecil untuk menyediakan paket umrah plus. Hal ini lantaran sudah didukung dengan agen perjalanan di negara wisata religi tujuan. Rute perjalanan hingga lokasi menginap pun sudah diatur untuk memudahkan jamaah.

Muharam mengatakan, destinasi wisata religi biasanya dilihat dari ciri khas dan keindahan alam negara tujuan. Misalnya, Capadocia di Turki menjadi destinasi favorit karena memiliki daerah cukup bagus dan memiliki hotel di dalam gunung yang unik.

Begitu juga Cordoba di Spanyol yang memiliki keunikan dan arsitektur hebat yang juga menjadi monumen sentuhan Islam pada zamannya. Selain itu, Cordoba merupakan pintu masuk perkembangan Islam di Eropa. "Jadi memang destinasi yang ditawarkan melihat pada dua hal. Pertama kekhasan daerah setempat dan kedua sejah Islam di daerah tersebut," katanya.

Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) mencatat dalam periode 2014-2016 ada kenaikan sebesar tujuh persen setiap tahun terkait permintaan paket umrah plus. Dewan Kehormatan Amphuri, Budi Firmansyah mengatakan, umrah plus memang sedang menjadi tren di masyarakat.

"Dengan ikut tur tambahan kota atau negara maka kita akan menambah wawasan, pengalaman dan yang lebih lagi dapat memaknai betapa nyamannya kita tinggal di Indonesia," katanya.

Mantan Sekretaris Jendral Amphuri ini mengatakan, paket umrah plus akan menjadi positif jika dilakukan dengan persiapan yang matang. Dia mengatakan, lebih baik jamaah melakukan jalan-jalan dahulu sebelum melaksanakan umrah. "Sebaiknya direncanakan dengan matang paling tidak dua bulan sebelum keberangkatan sehingga dapat menyiapkan dokumen yang diperlukan," katanya.

Suksesnya perjalanan umrah plus sedikit banyak ditentukan agen perjalanan. Budi mengatakan, memilih partner biro yang amanah dan Muslim bisa menjamin dari segi kehalalan makanan selama dalam perjalanan.

Budi menilai, biro perjalanan di Indonesia juga sudah memiliki kesiapan untuk melayani paket umrah plus. Travel agent, dia mengatakan, sudah melayani paket umrah plus sejak tahun 2000 lalu sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. "Sekarang sudah banyak destinasi baru untuk objek tambahan sebelum umrah. Kesiapan managemen serta SDM beberapa penyelenggara juga sudah siap guna dan melayani," katanya.

Senada dengan Muharam, Budi mengatakan, jamaah umrah plus kerap mengincar destinasi dengan wisata sejarah peradaban Islam. Di samping tentunya alam dan keindahan objek wisatanya. Selain itu, budaya dan iklim berbeda dengan Indonesia seperti musim salju, musim bunga tulip atau expo teknologi masa kini juga digemari.

Menanggapi tren umrah plus ini, Ustaz Erick Yusuf mengatakan, umrah plus sah saja dilakukan. Dia menilai bisa jadi, kegiatan umrah plus itu merupakan salah satu bentuk dakwah.

Paket umrah plus, Erick mengatakan, diadakan untuk menaungi masyarakat yang memang membutuhkan hiburan sekaligus ibadah. Paket semacam itu, Erick mengungkapan, menjadi nilai tambah bagi perjalanan jamaah umrah. "Jadi kita harus melihat bahwa yang namanya dakwah itu spektrumnya banyak," kata Erick.

Erick menilai positif adanya paket umrah yang dibarengi dengan paket perjalanan wisata halal tersebut. Kendati demikian, dia mengingatkan, kegiatan perjalanan itu jangan sampai menggangu kekhusyukan ibadah umrah.

Timbulnya, paket perjalanan memang tidak bisa dihindari. Erick mengatakan, ini lantaran banyaknya masyarakat yang memang gemar untuk melakukan traveling. "Ada orang yang sebetulnya harta banyak dan sering-sering jalan-jalan kemudian dipaketin umrah supaya jadi dakwahnya, jadi enggak masalah," katanya.

Erick mengatakan, secara aturan hal tersebut juga boleh dilakukan mengingat tidak ada larangan terkait hal tersebut. Wisata yang dilakukan, Erick mengatakan, harus berhubungan dengan ibadah yang tengah dilakukan.

Perjalanan ke situs-situs bersejarah Islam atau wisata religi lainnya bisa menjadi pilihan. Asalkan, perjalanan itu dilakukan untuk mengingat dan mendekatkan diri kepada tuhan. "Artinya yang ada kaitanya seperti wisata halal, ada pengetahuan soal Islamnya. Kalau umrah plus tapi nonton F1 kan enggak nyambung," kata Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement