Jumat 13 Jan 2017 16:01 WIB

Jizo, Patung Penghibur Wanita Keguguran Jepang

Rep: Novita Intan Sari/ Red: Indira Rezkisari
Patung Jizo
Foto: Flickr
Patung Jizo

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika Anda berada di Jepang, apakah pernah melihat patung Buddha kecil di dekat supermarket atau di pinggir jalan? Jika pernah, Anda pasti bertanya-tanya sebenarnya itu patung apa?

Patung Buddha kecil itu adalah Ksitigarbha salah satu dari empat Bodhisattva utama dalam Buddhisme Mahayana di Asia Timur dan di Jepang dikenal dengan Jizo.

Menurut adat istiadat, ia terlihat wali anak-anak, terutama anak-anak yang meninggal mendahului orang tuanya. Sejak tahun 1980, ia dipuja sebagai pelindung jiwa mizoko, jiwa yang mati sewaktu dilahirkan, keguguran atau aborsi janin, dalam ritual mizuko kuyo.

Seperti dilansir Independent, dalam dongeng masyarakat Jepang dikatakan bahwa jiwa anak-anak yang meninggal mendahului orangtuanya tidak dapat menyeberangi Sungai Sanzu mistis seorang diri kehidupan berikutnya. Karena mereka tidak memiliki kesempatan untuk mengumpulkan perbuatan baik yang cukup banyak dan karena mereka telah membuat orangtuanya menderita.

Dipercaya bahwa Jizo menyelamatkan jiwa-jiwa mereka dari menjadi batu abadi di tepi sungai sebagai penebusan dosa, dengan menyembunyikan mereka dari para roh jahat dalam jubahnya, dan membiarkan mereka mendengar mantra-mantra.

Bagi orang tua terutama wanita yang mengalami rasa sakit dari keguguran, dapat mencari ketenangan dan kenyamanan dengan mengunjungi patung Jizo. Bahkan, mitos beredar di Jepang bahwa patung ini dapat mengatasi seseorang yang telah  patah hati.

Di Jepang, beberapa wanita menemukan kenyamanan di patung Jizo. Patung-patung itu juga diyakini pelindung anak-anak dan bayi yang belum lahir dalam ajaran Buddha tradisional Jepang. Sebagai bayi tidak memiliki kesempatan untuk membangun karma yang baik di bumi, Jizo membantu menyelundupkan anak-anak ke akhirat dalam lengan jubahnya.

Patung Jizo sering mengenakan pakaian hangat dengan harapan bahwa mereka akan melakukan hal yang sama untuk anak mereka yang belum lahir.

Sekarang mitos ini menyebar lebih jauh dari Jepang, dengan beberapa wanita di Amerika Serikat menjelaskan bagaimana mereka menemukan patung Jizo mereka menghibur setelah mengalami kehilangan janin.

Penulis New York Times Angela Elson mengatakan patung Jizo dia telah membawa kenyamanan setelah keguguran anaknya pada 10 minggu lalu. "Jizo sekarang duduk dan mengingatkan kita pada kehilangan bayi, tidak begitu sering untuk membuat kita sedih, tapi cukup sering sehingga kita tidak melupakan dia sepenuhnya," kata Angela

Hal ini menunjukkan bahwa tradisi Buddha memberikan kenyamanan kepada orang tua dalam situasi yang sama. Contoh lain, seorang wanita, yang putrinya meninggal di usia 16 tahun, mengatakan telah membawa dua patung Jizo lalu ditaruh di kebunnya yang kadang-kadang dibakar dupa di samping.

Selain patung-patung Jizo, Asosiasi Keguguran Jepang  menyarankan bagaimana untuk memperingati kehilangan bayi di kehamilan. Mereka menyarankan sertifikat, upacara peringatan, menanam bunga atau pohon, pencahayaan lilin pada hari peringatan, menciptakan kotak memori dan mengumpulkan uang untuk amal sebagai bentuk penghormatan.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement