Senin 02 Jan 2017 07:33 WIB

Kurangi Akses Medsos, Cara Lebih Bahagia di Tahun Baru

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Esthi Maharani
Media sosial
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Media sosial

REPUBLIKA.CO.ID, Tahun baru adalah saat untuk membuat pencapaian baru, lebih produktif, dan memperbaiki segala aspek hidup. Jika Anda juga ingin merasa lebih bahagia di tahun yang baru, para psikolog menyarankan untuk mengurangi akses media sosial.

Topik itu dibahas dalam sebuah artikel berjudul "The Facebook Experiment: Quitting Facebook Leads to Higher Levels of Well-Being" yang diterbitkan di Jurnal Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking. Ulasan tersebut didasarkan pada studi terdahulu pada 2015 oleh The Happiness Research Institute di Denmark.

Studi oleh akademisi Denmark itu menemukan bahwa tidak mengakses Facebook selama sepekan memberikan dampak positif. Hasil itu dijumpai baik pada pengguna yang aktif, frekuensi akses sedang, atau yang pasif dan hanya melihat-lihat aktivitas pengguna lain.

Facebook diketahui cenderung membuat seseorang membuat perbandingan antara keadaan dirinya dan apa yang dilihat di timeline pengguna lain. Padahal, foto liburan eksotis dan pencapaian keren yang di-posting para teman Facebook Anda itu tidak selalu mewakili seluruh kehidupan mereka.

Namun, seseorang selalu secara otomatis mengarahkan kondisi sosial dan personalnya berdasarkan apa yang dilihat di sekeliling. Dengan kata lain, orang yang kecanduan ber-Facebook ria bakal secara konstan mengevaluasi daya tarik, kemakmuran, kecerdasan, dan kesuksesan dirinya dari kondisi kawan-kawannya.

Sementara, rata-rata pengguna di Amerika Serikat menghabiskan 50 menit untuk mengakses Facebook setiap harinya. Angka tersebut cukup besar, mengingat data Biro Statistik Tenaga Kerja menyebutkan bahwa seseorang hanya menghabiskan rata-rata empat menit di kegiatan sosial, 17 menit berolahraga, dan 19 menit membaca.

Jadi mulai sekarang, seimbangkan hidup Anda dan akseslah media sosial dengan bijaksana. Layanan tersebut memang baik untuk membuat jaringan, namun jangan biarkan media sosial membatasi kehidupan sosial yang sebenarnya, apalagi mengurangi kebahagiaan Anda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement