REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keterlibatan Bimbo dalam proyek Satu Indonesiaku merupakan bentuk keterpanggilan dari kondisi negara yang dinilai mengalami kekacauan. Lagu menjadi satu medium yang sangat bisa membantu untuk menenangkan keadaan dari masalah-masalah yang terjadi di Tanah Air.
Samsudin Hardjakusumah atau dikenal dengan Sam Bimbo mengatakan jika menyanyi merupakan bentuk penyebaran yang paling efektif dan memiliki efek yang besar untuk masyarakat luas. Terlebih lagi musik dan nyanyian memiliki sejarah yang penting pula dalam mempertahankan Kebhinekaan di Indonesia sejak masa penjajahan.
"Sebab dulu zaman perang itu masyarakat Indonesia itu nyanyi dari gunung disiarkan ke kota. Lagu itu sangat besar akibatnya, bisa bikin tenang bisa bikin marah juga" kata Sam saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (21/12).
Keterpanggilan yang datang di hati Sam merupakan bentuk dari hasil pengamatan kondisi Indonesia yang semakin mengkhawatirkan. Suasana semakin memanas dengan adanya isu-isu yang bisa meruntuhkan keutuhan berbangsa.
Sama tidak ingin, hanya karena ada perbedaan membuat Indonesia tidak bersatu. Justru perbedaan itu yang menjadikan sebuah kekayaan yang bisa mempersatuakan ketika masa perjuangan dulu.
Jika berkaca pada konflik Interasional, Sam melihat seperti negara Suriah yang hancur karena segelintir orang. Dia tidak ingin anak dan cucunya kelak melihat kehancuran Indonesia seperti yang terjadi di Suriah.
Satu Indonesiaku merupakan proyek yang digagas oleh Tantowi Yahya, di mana 30 musisi Indonesia terlibat untuk menyumbangkan suara. Mereka menyanyikan empat lagu yang terdiri dari Rayuan Pulau Kelapa ciptaan Ismail Marzuki, Kolam Susu ciptaan Yok Koeswoyo, Zamrud Khatulistowa ciptaan Guruh Soekarnoputra, dan Pemuda ciptaan Candra Darusman.