Jumat 16 Dec 2016 12:49 WIB

Kisah Travel Blogger yang Rela Tinggalkan Gaji Rp 20 Juta per Bulan

Rep: Christiyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Travelling (ilustrasi)
Foto: Huffingtonpost
Travelling (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pekerjaan sebagai travel blogger di mata sebagian besar masyarakat terlihat begitu menyenangkan. Travel blogger bisa memperoleh penghasilan sekaligus menyalurkan hobi jalan-jalan. Namun siapa yang tahu bahwa perjuangan menjadi travel blogger tidak selamanya manis.

Sutiknyo, seorang travel blogger berbagi kisah dan kiat selama menjalani profesinya. Ditemui Republika.co.id baru-baru ini, pria asal Pati tersebut menuturkan perkenalannya dengan dunia blog dimulai pada 2007. "Saat itu saya masih bekerja sebagai teknisi di salah satu maskapai penerbangan di Jakarta," ujarnya mengenang.

Semakin hari minatnya di dunia blogging semakin memuncak. Hobi barunya ditunjang dengan kecintaan melancong sehingga Sutiknyo rajin memperbarui blognya. Lambat laun ia merasa rutinitas di dunia penerbangan membuatnya jenuh. Ia juga mulai tak nyaman berkecimpung lebih lama lagi karena rekan-rekannya lekat dengan dunia malam.

Setelah mempertimbangkan segala risiko, pria lajang ini akhirnya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya pada 2010. Bukan keputusan yang mudah karena dari pekerjaan sebagai teknisi ia mampu mengumpulkan pendapatan hingga Rp 20 juta per bulan. "Dari yang tadinya setiap bulan punya gaji dan tiba-tiba mandeg sama sekali itu shocking banget," kata dia.

Satu tahun pertama setelah tak lagi bekerja adalah masa suram bagi Sutiknyo. Ia memeras otak untuk mengembangkan situs miliknya. Lewat www.lostpacker.com ia berbagi kisah-kisahnya menjadi pelancong. "Zaman awal-awal resign beli pulsa listrik saja tidak bisa, sampai nge-charge kamera numpang di minimarket," kata Sutiknyo.

Kini perjuangan pria humoris ini telah menampakkan hasil. Dua tahun setelah resign, Sutiknyo yang populer dengan nama Bolang ini sudah bisa membeli rumah di Karawaci. Tahun lalu ia juga mengajak ibundanya umroh ke tanah suci. Sponsor demi sponsor tak berhenti mengalir untuk menopang plesirannya.

Selain menulis, ia juga mengabadikan perjalanannya di saluran Youtube. Channel Youtube yang diberi nama serupa situsnya, Lostpacker, sampai saat ini sudah mendulang lebih dari empat ribu subscriber. "Kuncinya bekerjalah dengan konsisten dan banyak belajar agar bisa menghasilkan konten yang menarik," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement