REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah keliling dalam pemutaran secara komunitas dan layar tancepan di pulau Jawa dan Bali, film "Kurung Manuk" karya Sigit Pradityo turut andil di ajang "Los Angeles Film Forum (LAUFF) 2016 di Los Angeles, akhir November silam. Di ajang tersebut "Kurung Manuk" berhasil meraih lima penghargaan.
Adalah "Winner of Jury Award", "Best Underground Feature", "Best Experimental Feature", "Best Foreign Language Feature" serta "Best First Feature".
"Film ini juga menjadi opening festival yang diselenggarakan di Vidiots, sebuah tempat pemutaran film sekaligus rental video dan dvd ikonik dan legendaris di Los Angeles. Studio ini pernah digunakan sebagai tempat presentasi para sineas maupun aktor terkenal Hollywood," ujar Sigit Pradityo, Senin (12/12).
Dalam LAUFF 2016, ujar Sigit, ia sempat melakukan presentasi dalam kesempatan diskusi. Ia memaparkan bagimana proses pembuatan film yang mempergunakan cara "Rebel Without a Crew". Hal itu membuat Sigit terpaksa mencicil proses pembuatan hingga lima tahun.
"Juga ada satu kejadian menegangkan dimana saya harus melarikan diri dari kejaran preman bersenjata samurai karena faktor izin lokasi untuk film ini," ujar Sigit.
"Kurung Manuk" merupakan film panjang pertama yang dibuat Sigit. Film ini bercerita tentang Manuk, seseorang yang dianggap sebagai orang aneh karena tidak pernah terlihat keluar dari kamarnya. Hal itu membuat Manuk menjadi bahan pembicaraan di lingkunganya.
Di lain pihak, ada kasus pembunuhan berantai yang mengindikasikan bahwa Manuk sebagai pelaku pembunuhan.
"Saat ini film "Kurung Manuk" sedang dalam proses negosiasi dengan salah satu distributor film indie di Hollywood guna untuk lebih melebarkan sayap film ini ke kancah perfilman internasional," ujarnya.