Ahad 11 Dec 2016 18:08 WIB

Sembalun Juarai WHTA 2016, Budayawan: Ada Positif dan Negatifnya

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Andi Nur Aminah
Permainan Gasing menjadi salah satu permainan favorit dan kearifan lokal warga di Sembalun hingga kini.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Permainan Gasing menjadi salah satu permainan favorit dan kearifan lokal warga di Sembalun hingga kini.

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Tokoh Adat dan Budayawan Sembalun, Purnipah berharap, keberhasilan Sembalun didapuk sebagai World’s Best Halal Honeymoon Destination ikut mengerek perekonomian masyarakat sekitar. "Positifnya, pendapatan yang masuk ke masyarakat akan meningkat dengan banyaknya wisatawan yang datang," katanya di Sembalun, Sabtu (10/12) kemarin.

Namun, dia meminta para masyarakat, terutama generasi muda Sembalun untuk tetap menjaga kelestarian adat dan budaya Sembalun. Jika hal ini tak dijaga, tentu akan semakin membuat ditinggalkannya adat dan tradisi di Sembalun.

Dengan banyaknya wisman yang datang, ia mengatakan, menjadi momentum bagi masyarakat Sembalun untuk semakin mengenalkan adat dan budaya Sembalun kepada dunia luar. "Jangan malah ikut kebarat-baratan," lanjutnya.

Untuk itu, dia meminta sosialisasi tentang kearifan lokal perlu lebih ditingkatkan pemuda Sembalun agar tak terjerumus dalam kaidah-kaidah yang tak sesuai agama, adat, dan budaya yang sudah ada. Meski seluruh penduduk Sembalun beragama Islam, namun toleransi antar umat beragama, ia tegaskan, sangat terjaga dengan baik.

Ia memaparkan tiga falsafah hidup masyarakat Sembalun yakni habluminalllah tentang menjaga hubungan dengan Allah SWT, habluminanas dengan manusia, dan habbluminal alam dengan alam. "Kita harus menyatukan diri dengan alam. Hewan dan gunung kita sayangi, gunung, apalagi sesama manusia," ungkapnya.

Purnipah juga menyoroti banyak sampah di Gunung Rinjani akibat mulai lunturnya nilai-nilai budaya yang ada pada tradisi orang Sembalun. "Dulu, Gunung Rinjani bersih sekali karena kalau mau mendaki ada upacara ritual terlebih dahulu," paparnya.

Meski upacara ritual masih ada, namun tidak terlalu intens seperti zaman baheula. Padahal, upacara ritual dimaksudkan agar masyarakat yang mendaki tetap menjaga kebersihan dan kelestarian Gunung Rinjani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement