Sabtu 19 Nov 2016 14:25 WIB

Jepang Targetkan Satu Juta Wisatawan Muslim

Rep: marniati/ Red: Damanhuri Zuhri
Wisatawan muslim (ilustrasi)
Foto: Foto: Bangun Anggawijaya
Wisatawan muslim (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Islam baru masuk ke Jepang pada abad ke 19. Kendati demikian geliat pariwisata halal terus mengalami perkembangan.

Pemerintah Jepang mulai memberikan perhatian yang besar terhadap muslim. Khususnya di bidang pariwisata. Saat ini terdapat beberapa restoran di Jepang yang menyediakan menu tanpa daging babi dan minuman beralkohol.

Keputusan pemerintah menjadikan Jepang sebagai tujuan wisata halal karena meningkatnya jumlah wisatawan muslim ke negara sakura tersebut. Untuk itu, pemerintah Jepang melakukan pembenahan di industri pariwisata agar memberikan kenyamanan bagi wisatawan muslim.

Perkembangan wisata halal ini menciptakan peluang bisnis bagi perusahaan lokal. Sebuah perusahaan katering maskapai penerbangan Tokyo, TFK Corporation, adalah salah satu contoh industri perjalanan yang memperhatikan pertumbuhan pasar Muslim.

Musim gugur tahun lalu, perusahaan telah memperoleh sertifikasi untuk dapur halal. Sehingga perusahaan dapat mempersiapkan makanan bagi wisatawan muslim.

Untuk memenuhi permintaan fasilitas Halal, pemerintah Jepang telah melakukan beberapa hal. Salah satunya dengan memperbaiki sarana dan prasarana masjid. Selain itu Jepang juga menyediakan makanan halal, tempat penginapan halal dan layanan terkait wisata lainnya bagi umat Islam.

Jepang juga menghilangkan persyaratan visa bagi wisatawan dari negara-negara Asia Tenggara. Dengan meningkatnya kesadaran ini, perusahaan Jepang secara bertahap menggeser pendekatan mereka agar dapat memenuhi paket pariwisata bagi Muslim.

Dilansir Crescentrating.com dijelaskan jumlah wisatawan Muslim ke Jepang diproyeksikan lebih dari tiga kali lipat pada tahun 2020. Pada tahun 2013 Jepang dikunjungi lebih dari 300 ribu wisatawan Muslim. Jumlah wisatawan muslim diperkirakan akan melambung menjadi lebih dari satu juta pada tahun 2020.

65 persen wisatawan berasal dari negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia dan Singapura. Indonesia memiliki jumlah yang paling banyak yakni sekitar 27 persen, Malaysia 24 persen dan Singapura 6 persen.

Menurut Crescentrating, pada tahun 2004-2013, jumlah pengunjung Muslim tumbuh pada tingkat rata-rata 7,2 persen per tahun. Tingkat pertumbuhan tertinggi adalah 47 persen pada 2012, diikuti oleh 29 persen pada tahun 2013.

Tingkat pertumbuhan pada tujuh tahun mendatang diproyeksikan menjadi 18,7 persen. Sehingga diharapkan target satu juta wisatawan muslim pada tahun 2020 dapat terwujud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement