Ahad 06 Nov 2016 17:19 WIB

Festival Film Indonesia 2016 Digelar Malam Ini

Rep: Desy Susilawati/ Red: Andi Nur Aminah
Konferensi Pers Panitia Pelaksana FFI 2016 di Taman Ismail Marzuki Ahad (6/11)
Foto: Desy Susilawati/Republika
Konferensi Pers Panitia Pelaksana FFI 2016 di Taman Ismail Marzuki Ahad (6/11)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Malam Penganugerahan Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2016 digelar hari ini, Ahad (6/11) di Taman Ismail Marzuki. Tema yang diangkat kali ini adalah restorasi.

Setelah rangkaian acara yang dimulai sejak September lalu, panggung terbesar insan film Tanah Air ini diharapkan dapat menjadi pendorong restorasi secara menyeluruh dalam dunia film nasional. Tujuannya agar film Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Ketua Panitia FFI 2016, Lukman Sardi, mengatakan panitia memilih tema restorasi karena ingin agar pagelaran film terbesar di Tanah Air ini dapat menjadi katalisator dimulainya restorasi secara besar-besaran di dunia perfilman Tanah Air. Lukman menekankan makna restorasi bukan hanya tentang memperbaharui film-film lawas yang gambarnya telah rusak dan tidak layak tonton ke format digital. Tetapi restorasi secara jauh lebih luas.

Lukman mengatakan, restorasi di sini juga mencakup perbaikan sistem pengarsipan film. Sehingga film-film yang dibuat saat ini juga tetap dapat ditonton oleh generasi penerus sampai tahun-tahun mendatang. Begitu pula dengan sistem sensor yang membatasi kreativitas dan imajinasi dari para sineas-sineas. Lukman menilaik kurang tepat untuk menerapkan sistem sensor di negara demokrasi, saat ada metode-metode lain yang lebih bijak.

"FFI tahun ini mengambil tema restorasi. Berharap merestor semua yang ada di Indonesia. Mulai dari industri, sistem, star dari awal sangat baik supaya perkembangan nantinya jadi baik," ujar Lukman dalam konferensi pers di Jakarta, Ahad (6/11)

Lukman mengatakan sebagai potongan gambar hidup dari sebuah peradaban, tidak sepantasnya film itu dibiarkan rusak. Termasuk juga dengan membatasi para seniman saat merekam potret kehidupan tersebut menjadi sebuah gambar hidup berbentuk film yang memikat.

"Saya percaya bahwa film memiliki daya jangkau yang paling luas dibanding produk kebudayaan lain dalam membuat Indonesia menjadi rumah yang lebih baik lagi bagi segenap lapisan masyarakatnya. Di sini kami bukan hanya ingin membuat film Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Tapi menjadikan film Indonesia sebagai warta kebudayaan yang berperan dalam membuat negeri ini menjadi lebih baik lagi," ujarnya.

Lukman mengatakan momentum ini menjadi semakin tepat dengan pencapaian film Indonesia dalam hal jumlah penonton di bioskop yang cukup gemilang di tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement