Kamis 03 Nov 2016 19:15 WIB

Gaya Hidup Halal Menjadi Tren Baru di Dunia

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Agus Yulianto
Nomor sertifikat tanda halal LPPOM MUI
Foto: Republika/Amin Madani
Nomor sertifikat tanda halal LPPOM MUI

REPUBLIKA.CO.ID,‎ JAKARTA -- Gaya hidup halal merupakan tren sekaligus peluang di seluruh belahan dunia, tidak hanya di negara-negara mayoritas Muslim. Gaya hidup halal, nyatanya juga dapat mendatangkan keuntungan bersifat materi.

"Coba saja bikin restoran pakai tulisan halal dan yang tidak pakai tulisan halal. Saya jamin yang pakai tulisan halal pendapatannya double atau triple," kata Wakil Ketua Umum Bidang Kelembagaan, Perijinan dan Legal Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Rainier H Daulay, Rabu (2/11).

Menurut dia, halal menjadi tren baru di dunia. Negara-negara dengan mayoritas penduduk non-Muslim pun kian mempraktikkan gaya hidup halal. Misalnya, Thailand, Singapura, Jepang, Korea, Cina, Taiwan, Australia, dan Selandia Baru. Sejak dua tahun lalu, kata dia, negara-negara tersebut sudah mengeluarkan buku panduan halal khususnya bagi para wisatawan.

Bahkan, kata Rainier, beberapa waktu lalu, Taiwan mengeluarkan 30 sertifikasi halal gratis untuk restoran dalam satu hari. Hasilnya, omzet mereka naik tiga kali lipat. "Begitu omzet naik, pembayaran pajak dari mereka pun naik. Yang diuntungkan pemerintah juga," ujarnya.

Dari gambaran tersebut, dia berharap, Pemerintah Indonesia tidak mempersulit pengusaha dalam proses sertifikasi halal. Jika dipersulit, bukan tidak mungkin pengusaha melabeli produknya dengan sertifikat yang dibuatnya sendiri. Bila perlu, menurut dia, pembuatan sertifikat halal digratiskan supaya sektor pariwisata halal Tanah Air berkembang sesuai harapan pemerintah. Rainier mengatakan, pembuatan sertifikat halal masih sulit terutama oleh pengusaha kecil.

Kebanyakan dari mereka tidak mengerti prosedur pembuatannya. "Harusnya kasih gratis, pemerintah yang bikinin. Kalau dia jalan, pemerintah dapat duit dari pajak," ujarnya.

Dia berharap, ke depannya seluruh pemangku kepentingan mampu mengembangkan wisata halal. "Halal adalah life style, opportunity, pasar, dan tren di dunia. Indonesia sebagai negara dengan jumlah Muslim terbesar jangan ketinggalan," kata Rainier.

Simak juga: Halal Kini Jadi Lifestyle Dunia 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement