Kamis 27 Oct 2016 12:23 WIB

Insiden Pelecehan Trump Berbuntut Boikot Label Ivanka

Rep: Sri Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Ivanka Trump menjabat tangan ayahnya Donald Trump.
Foto: Reuters
Ivanka Trump menjabat tangan ayahnya Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, Gelombang protes dilayangkan para fashionista atas kampanye calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang dianggap terlalu misoginis. Laporan Fortune dan Raw Story, seperti dilansir Alternet, menyebutkan, kurang dari satu di antara empat perempuan mau membeli baju dari Ivanka Trump.

Aksi ini bermula dari munculnya video Trump yang melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan. Kejadian ini berlangsung pada 2005.

Kepala sebuah agensi penjualan di San Fransisco, Shannon Coulter,  mengatakan, Trump justru membual dan bersikap santai atas kekerasan seksual yang meninggalkan kenangan buruk sepanjang karier si korban. Ia mengaku tak tahan mendengar pernyataan Trump.

"Saya merasa sakit hati, saya merasa emosi. Saya mengalami sakit kepala selama beberapa hari dan dipenuhi rasa ingin muntah," kata Coulter.

Ketika mendengar pernyataan Trump dalam rekaman tersebut, ia merasa perempuan hanya menjadi objek. Kepintaran dan kerja keras mereka tidak dihargai, sebab para pimpinan perusahaan dapat melakukan pelecehan seksual kapan saja.

Awal bulan ini, Coulter mengajak pengguna Twitter untuk tidak membeli merek Ivanka Trump. Para protester berharap, aksi ini akan memberikan pukulan berarti terhadap pundi-pundi uang Trump. Forbes mencatat, tahun lalu Ivanka Trump meraup laba sekitar 100 juta dolar AS.

Selain bocornya rekaman tersebut, lambatnya respons dari Ivanka Trump juga disebut sebagai pemicu aksi tersebut. Ia baru mengeluarkan pernyataan resmi beberapa hari setelah berita tersebar. Ia mengatakan bahwa Trump telah melakukan perbuatan yang tak pantas, namun ia bangga sang ayah mau mengakui perbuatan tersebut.

The Bay Area juga menyatakan ketidaksukaannya. Secara retorika, Ivanka tampak mendukung feminisme dengan meluncurkan koleksi WomenWhoWork, namun melindungi ayahnya yang mengeluarkan pernyataan anti-perempuan.

Awalnya, para fashionista memahami posisi Ivanka sebagai seorang anak yang sulit menempatkan posisi dalam kasus sang ayah. Namun, pernyataannya yang terkesan melindungi Trump memicu kemarahan mereka.

Coulter menyatakan tak akan memboikot Ivanka Trump jika ia menjauhkan diri dari kampanye ayahnya. Namun, semua berubah setelah video tersebut muncul.

Aksi ini berjalan di bawah tagar #GrabYourWallet. Tak hanya menyarankan untuk tidak membeli pakaian, sepatu, tas, dan aksesoris dari Ivanka Trump, para pengunjuk rasa juga mengajak fashionista menjauhi toko-toko yang menjual produk tersebut, Cosmopolitan melaporkan, sejak diluncurkan 10 Oktober lalu di Twitter, unggahan tersebut telah disebar sekitar satu juta kali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement