Kamis 27 Oct 2016 08:54 WIB

Keramik, Makin Rumit Makin Bernilai

Rep: MGROL77/ Red: Andi Nur Aminah
Menyalurkan hobby membuat keramik (ilustrasi)
Foto: healthliving
Menyalurkan hobby membuat keramik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kerajinan keramik, bisa menjadi barang yang high class. Ini yang membuat Satya Rini berani membuka usaha kerajinan keramik, meski saat ini peminat keramik tidak teralu banyak.

Namun dengan konsep back to nature, Rini siap menghadapi tantangan itu. Terbukti, saat bazar UKM Kreatif di kantor Wali kota Jakarta Selatan, perempuan berdarah Betawi ini sangat bersemangat menawarkan keramiknya. Dia membuat keramik dalam berbagai desain bentuk dan motif seperti nampan, cangkir dan kura-kura.

“Yang namanya usaha harus semangat ya, meski pasar keramik itu biasanya lihat target. Kalau orang yang nggak suka seni bakal melihat ini cuma keramik biasa. Padahal keramik itu bernilai seni tinggi," ungkap Rini di Jakarta, belum lama ini.

Selain karena keramik bernilai tinggi, Rini melihat alasan itu dari proses pembuatan keramik yang cukup sulit. Membuat keramik, dia mengatakan, butuh ketelatenan dan ketelitian agar keramik tidak pecah sebelum jadi.

“Butuh tangan terampil dan kesabaran, juga mesti detail. Kalau tidak sabar bisa pecah atau retak. Begitu juga saat pengovenan yang memerlukan suhu 900 derajat pada pembakaran yang pertama belum lagi pada pembakaran kedua dengan ditambahkan suhunya," tambahnya.

Setelah pengovenan, dia menjelaskan keramik tidak boleh langsung dikeluarkan dari oven. Tapi harus memastikan kondisi keramik sudah benar-benar dingin agar tidak percah. Dari kesulitan yang dialami itulah, yang menurutnya seni keramik bisa dinilai produk yang bernilai tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement