REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chef merupakan salah satu pilihan profesi yang memiliki masa depan cerah. Hal ini diungkapkan oleh Chef Stefu Santoso dari Association of Cullinary Professionals Indonesia (ACPI).

"Profesi chef sekarang booming. Terbawa oleh acara televisi Indonesia. Dari luar masuk Indonesia glamor. Chef dilambangkan dengan selebritas yang menurut pandangan awam memiliki yang banyak uang," jelasnya dalam konferensi pers Nestle Healthy Kids - International Chefs Day 2016: Art on a Plate di Jakarta.

Menurutnya, profesi chef sebenarnya harus dimulai dari hal paling dasar. Mulai dari dasar memasak, butuh waktu lama untuk mencapai posisi eksekutif chef. Sama dengan yang dialaminya, dia mencapai posisi eksekutif chef setelah 15 tahun berkecimpung di dunia tersebut.

Bahkan banyak tekanan dari dalam dan dari luar. Bekerja dari pukul 03.00 sampai pukul 03.00 lagi. Tak heran jika chef masakan lebih banyak laki-laki, sedangkan yang perempuan lebih kepada pastry. "Karena panci dan sup itu berat mengangkatnya. Tangan dan betis harus kencang. Minimal kerja normal delapan jam bahkan bisa sampai 12 jam," ujarnya.

Walaupun begitu, masa depan seorang chef cukup bagus. Tapi sayangnya tidak semua orang memahami profesi ini. Yang dilihat hanya faktor selebritasnya saja. Chef itu butuh perjuangan. "Profesi berat tapi menjanjikan masa depan. Orang tidak pernah berhenti makan," ujarnya.

Stefu mengatakan, setelah bisa mencapai level eksekutif dalam dunia chef makanya karier seorang chef umumnya akan terbentang luas. Setelah memiliki latar belakang dan pengetahuan yang cukup banyak otomatis tawaran kerja bagi seorang chef terbuka pula.

Ikuti Whatsapp Channel Republika