REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Mantan bintang film James Bond, Pierce Brosnan, mengecam penggunaan fotonya tanpa izin untuk mempromosikan penyegar mulut di India. Brosnan menimbulkan kegaduhan di India ketika dia muncul pada iklan untuk Pan Bahar, produk yang oleh khalayak ramai dikaitkan dengan tembakau.
Dia mengatakan kepada majalah People bahwa dirinya 'tergangggu'. Dia meminta Ashok & Co, perusahaan yang memproduksi Pan Bahar, untuk mencabut fotonya dari semua iklan.
Banyak orang mengaitkan Pan Bahar dengan pan masala dan gutka, campuran tembakau, tumbukan sirih, limau dan cengkeh yang dikunyah, kemudian cairan merah terangnya dimuntahkan oleh jutaan orang. Mereka tercandu oleh pengaruh psikotropika ringan produk ini.
Baik pan masala maupun gutka dikaitkan dengan kanker. Sejumlah negara bagian India telah melarang penjualannya dan melancarkan kampanye mengajak warga untuk tidak membelinya.
Wakil Ashok & Co. tidak bisa dihubungi untuk mendapatkan komentar dan pesan yang muncul di situs internet mereka adalah bahwa situs 'sedang diperbaiki'. Meskipun demikian, ketika berbicara kepada BBC saat iklan tersebut pertama kali muncul, perusahaan itu menyatakan masalah muncul disebabkan "kesalahan pandangan masyarakat". Mereka menambahkan tidak terdapat tembakau atau nikotin di dalam produk tersebut.
Meskipun demikian, penjelasan tersebut tidak meredam kemarahan di media sosial saat itu. Banyak pihak menuduh Brosnan mendukung (orang menderita penyakit) kanker karena mengiklankan Pan Bahar.
Brosnan mengatakan perusahaan tersebut merekayasa media sehingga berpikir dirinya adalah duta produk itu dan meminta maaf kepada pihak-pihak yang tersinggung. "Setelah menderita, dalam kehidupan pribadi, (karena) kehilangan istri pertama dan anak perempuan serta sejumlah teman karena kanker, saya sangat mendukung program perawatan dan penelitian perempuan untuk memperbaiki kesehatan manusia dan mengurangi penderitaan," demikian isi pernyataannya.
Muncul sejumlah reaksi warga terhadap pernyataan Brosnan meskipun tidak setinggi saat iklan pertama kali muncul.
Ikuti Whatsapp Channel Republika