Ahad 09 Oct 2016 17:05 WIB

Pengrajin Tasikmalaya Membuat Taplak Terbesar di Dunia

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Membuat bordir manual
Membuat bordir manual

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Siapa sangka taplak berkuran 80 meter persegi mampu diciptakan oleh pengrajin bordir manual asal Tasikmalaya. Taplak itu diklaim sebagai terbesar di dunia oleh Museum Rekor Indonesia (MURI).

Taplak tersebut ikut ditampilkan dalam rangkaian acara parade karnaval penutupan Tasik Creative Festival (TCF) pada Ahad (9/10). Taplak dengan warga kuning keemasan tersebut diberi motif bordir berupa bunga sepatu. Sebagai penghias, diletakan masing-masing satu payung geulis di keempat sisi taplak.

Adalah Tuti Setiawati, sosok di balik pembuatan taplak tersebut. Pengusaha bordir manual yang bernaung di bawah nama Raisa Collection itu mengakui adanya kesulitan dalam pembuatan taplak terbesar dunia. Ia menilai menjaga keakurasian ukuran sebesar 80 meter persegi merupakan rintangan tersulit. Sebab, MURI amat mengawasi ketat ketelitian ukuran taplak yang sebelumnya sudah diajukan.

Alhasil, guna mengantisipasi ukuran taplak tak sesuai rencana, maka ia selalu melakukan pengukuran secara rutin di setiap tahap pembuatannya hingga selesai. "Susah banget bikinnya, karena ini harus penuhin standar dari keakurasian ukuran 80 meter persegi yang diusulkan ke MURI. Jadi disitu tingkat kesulitannya. Setiap tahap demi tahap kita ukur supaya enggak salah. Kalau ada kekurangan kita bikin desain baru, tapi alhamdulilah dari mulai desain dan pembesaran pola alhamdulilah sesuai dengan yang kita harapkan," katanya saat ditemui, Ahad (9/10).

Ia mengisahkan awal pembuatan taplak dimulai dari usulan BI perwakilan Tasikmalaya, selaku penyelenggara TCF, untuk membuat taplak terbesar dunia dalam perhelatan TCF. Sebagai wirausaha partner BI, ia pun ditunjung langsung untuk mewujudkan pembuatan taplak.

Mengenai desain dan pelaksanannya, Tuti sepenuhnya diberi kendali utuh oleh BI. Sehingga usai penunjukan itu, perempuan yang berbisnis bordir manual sejak 2005 itu mulai membuat konsep taplak. Setidaknya dibutuhkan waktu setengah bulan dalam langkah desain, perencanaan motif dan menyesesuaikan pembiayaan.

"Awalnya saya wirausaha binaan BI, saya langsung ditunjuk mengerjakan program taplak meja terbesar. Setengah bulan saya habiskan membuat konsep taplak," ujar perempuan berusia 45 tahun itu.

Sehabis konsep utuh selesai dibuat, tinggal realisasi pembuatan taplak. Dalam hal ini, ia menyebut sepuluh karyawanannya bekerja habis-habisan hingga akhirnya taplak terbesar dunia dapat diwujudkan dengan menghabiskan waktu satu setengah bulan. Soal bahan kain yang dipilih yaitu berupa jenis silk doby. Sedangkan pemilihan motif, ia memilih memadupandankan ornamen batik dan motif kembang sepatu.

Ada alasan khusus bagi mantan perawat tersebut dalam memilih motif kembang sepatu. Baginya, kehadiran tanaman kembang sepatu yang mulai langka di Tasikmalaya mencerminkan langkanya pengrajin bordir manual. Sebab, ia menilai pengrajin bordir memilih berkarya lewat bantuan komputer ketimbang manual.

Ia pun berharap lewat pemilihan motif itu, masyarakat Tasik menyadari posisi pengrajin bordir manual yang mulai tersisihkan dari persaingan. Padahal menurutnya, bordir manual lebih baik dari segi kualitas. Sedangkan bordir komputer, kata dia, memang bisa lebih murah namun mengorbankan kualitas.

"Paling utama motif kembang sepatu. Karena kembang sepatu itu kembang sudah langka, terutama di Tasik, saya angkat filosofinya ibaratnya pengrajin bordir manual itu sudah terpinggirkan oleh pengrajin bordir komputer. Jadi kita ingin angkat lagi bordir manual jangan seperti kembang sepatu yang sudah hampir punah tidak dikenal orang lagi," ungkapnya.

Sementara itu, mengenai biaya pembuatan taplak terbesar dunia tersebut, perempuan beranak dua tersebut enggan menyebutkan angka secara detail. Baginya, taplak terbesar buatan Tasik sebaiknya dilihat bukan sebagai barang saja, melainkan sebuah pesan bagi kemajuan bisnis bordir manual.

"Kira-kira pembuatan kain ada di kisaran Rp 50 juta sampai Rp 100 jutalah. Saya enggak bisa sebut detailnya," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement