REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Memperingati Hari Batik Nasional 2 Oktober, Asosiasi Usaha Kecil Menengah Indonesia (ISMEA) mengadakan pameran Gebyar Batik 2016 di Mall Revo Town, Kota Bekasi. Pameran diikuti kurang lebih 25 stand perajin batik dan kerajinan tangan.
Aneka kerajinan yang dipamerkan meliputi batik, tas, pakaian, handycraft, sepatu, kombinasi kulit batik, tenun batik, sulam batik, aksesoris, dan dekorasi ruangan. Pameran ini juga dimeriahkan dengan peragaan busana batik dari sejumlah sanggar perajin batik.
Ketua Umum ISMEA, Endang Rudiatin, menerangkan, ISMEA adalah sebuah asosiasi UKM yang berawal dari mitra SMESCO. Keberadaan ISMEA belum genap satu tahun. "Kita dipacu untuk mengeluarkan produk yang unik, kreatif, inovatif, jadi tidak sama dengan produk-produk umumnya," kata Endang, Ahad (2/10).
Endang menyatakan, para pegiat UKM kebanyakan berkutat pada barang-barang buatan tangan, yang mempunyai sentuhan nilai seni dan kerajinan. Sifatnya berbeda dengan barang pabrikan yang masif dan diproduksi dalam jumlah banyak. Untuk menghasilkan satu lembar kain batik, misalnya, dibutuhkan waktu satu hingga tiga bulan. "Inilah karya seni warisan Indonesia yang harus kita lestarikan dengan cara belilah produk batik Indonesia," ujarnya.
Mengingat perbedaan itu, kata Endang, para UKM tidak mungkin berkompetisi dengan barang pabrikan. Para UKM bekerja sama dalam asosiasi ini untuk saling menopang dan memberi sumbangsih. Misalnya, perajin batik menjual kain kepada desainer, kemudian sisa perca dari desainer diberikan kepada perajin handycraft dan aksesoris untuk dibuat kerajinan.
General Manager Revo Town Hargo Dwi Hendriyanto, mengatakan, Revo Town adalah salah satu dari 12 mal terbesar di Kota Bekasi. Revo Town selama ini sudah dikenal sebagai pusat tekstil, yang harapannya ke depan juga dapat menjadi pusat belanja batik di Kota Bekasi. "Kami selama ini dikenal sebagai pusat belanja tekstil di Kota Bekasi, yang juga mempunyai zona khusus UKM," ujar Hargo.
Menurut Hargo, saat ini Revo Town mempunyai Kampung Batik Nusantara yang terletak di lantai upper ground. Ia berharap pameran gebyar batik ini dapat membantu pemerintah meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap batik sebagai budaya asli Indonesia.
Pada saat yang sama, Kota Bekasi tengah mengembangkan motif batik yang diberi nama batik Bekasi. Karakter batik ini cenderung didominasi warna mencolok, dengan 12 pakem motif. Antara lain gabus, golok, kecapi, bambu kuning, lele, durian, dan eceng gondok.
Ketua KADIN Kota Bekasi 2016 - 2021, Chairil Astari, mengungkapkan, banyaknya perajin batik di Kota Bekasi menandakan potensi batik Bekasi menjadi salah satu produk batik yang bertaraf nasional. Ia memandang sinergi dengan pemerintah perlu ditingkatkan lagi untuk meningkatkan potensi batik.
Juga, sebagai apresiasi untuk menarik para perajin batik bekerja sama dengan Kadin. "Kadin sudah menjalin MoU dengan wali kota. Ada berapa sektor di-MoU-kan, di antaranya untuk meningkatkan para pengusaha batik. Tugas kita juga untuk membina UKM-UKM batik," kata Chairil Astari.