Kamis 29 Sep 2016 14:52 WIB

Sumbar Berharap Jadi Tuan Rumah Event-Event Keislaman

Anak nagari memanjat Tabuik. Prosesi Tabuik ini  juga menjadi daya tarik wisata bagi Sumbar.
Foto: Antara/Iggoey el Fitra
Anak nagari memanjat Tabuik. Prosesi Tabuik ini juga menjadi daya tarik wisata bagi Sumbar.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG --Target kunjungan wisata ke Sumbar, setelah adanya deklarasi destinasi wisata halal diharapkan terus meningkat. Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sumbar Didit P Santoso mengaku, pihaknya tidak muluk-muluk dalam memasang target. Dia hanya berharap, ketika ada even-even keislaman baik berskala nasional maupun internasional, Sumbar bisa menjadi pilihan pemerintah untuk ditunjuk sebagai tuan ramah.

"Selama ini pepatah 'Adat bersandi syara', syara' bersandikitabullah' dianggap tidak kontekstual terhadap hal-hal yang berbau pariwisata. Alhasil, dengan kekayaan budaya dan keindahan alam yang dimiliki, kurang mendapat perhatian untuk dikembangkan sebagai industri pariwisata,"  katanya.

“Namun dengan Sumbar sebagai destinasi wisata halal terbaik di Indonesia, akan terus kita kampanyekan,” ucap Didit.

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat melalui Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan dan Binsyar) mendukung secara maksimum Sumbar sebagai destinasi wisata halal di Indonesia. Sebab, mendorong halal menjadi gaya hidup umat Islam juga merupakan bagian dari tugas dan fungsi Kementerian Agama.

Kepala Bidang Urais dan Binsyar Kanwil Kemenag Provinsi Sumbar Damri Tanjung mengatakan, bentuk dukungan yang diberikan antara lain telah melaksanakan soft launching ‘Sumbar sebagai Provinsi Sadar Halal’. “Sejak 2014, kita telah melaksanakan kegiatan sadar halal ini. Seperti beberapa waktu lalu kita melaksanakan program 'Halal Go To School', yaitu untuk mengedukasi para siswa agar mengetahui produk halal ini seperti apa termasuk masa kadaluarsa suatu produk,” ujar Damri, Kamis (22/9).

Dengan menggandeng LPPOM MUI dan BPOM, Kemenag juga telah melaksanakan kegiatan sosialisasi gerakan sadar halal di 4 (empat) kabupaten. "Kita juga telah mengumpulkan Penyuluh Agama Islam di 2 (dua) lokasi yaitu di Kota Bukittinggi dan Kota Solok, tapi melibatkan peserta seluruh kabupaten/kota untuk memberi bahan atau materi terkait dengan produk halal. Karena penyuluh adalah ujung tombak kita yang bersentuhan langsung dengan masyarakat,” katanya.

Damri mengakui, dakwah produk halal yang dilakukan selama ini, belum sampai ke pasar tradisional. Oleh karena itu, Kemenag menjalin kerja sama dengan pengelola pasar untuk menyampaikan penyuluhan bagaimana melakukan penyembelihan unggas agar sesuai kaidah halal.

 

Berdasarkan pantauan, sebagian besar usaha di Kota Padang belum bersertifikat halal. Meski demikian, para pelaku usaha di Kota Padang mengaku antusias dengan adanya deklarasi Sumbar sebagai destinasi wisata halal. Mereka juga tidak keberatan jika nantinya pemerinta daerah mewajibkan agar usaha mereka sudah bersertifikat halal.

“Tentu hal ini kita dukung, apalagi ini juga untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujar Yusifwan Rang Tuo Rajo Di Padang, pemilik Rumah Makan“Jaso Mande” yang terletak di jalan Raya Padang Painan KM. 22 Batung ini.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement