REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gaya hidup halal menemukan momentum daya ungkitnya saat ini ketika komunitas Muslim dan masyarakat global menyadari kelebihan produk-produk halal. Karena jadi gaya hidup, produk dan jasa halal jadi bagian yang terintegrasi.
Anggota Komisi V DPR RI, Epiyardi Asda mengaku bangga dan senang ada upaya untuk menunjukkan produk dan jasa halal Indonesia secara internasional melalui ajang International Halal Lifestyle Expo & Conference (IIHLEC) 2016. Sebagai Muslim terbesar dunia, adalah keharusan untuk mengajak Muslim memiliki gaya hidup dan berperilaku sebagai Muslim.
Sekarang mal berebut menampilkan dan menyediakan mushala bagus untuk tarik konsumen Muslim. Kebangkitan Muslim di Indonesia menemukan momennya. Produk sudah banyak yang halal. Tinggal pastikan jamin produk yang dikonsumsi luas di masyarakat benar-benar halal.
Chairman Halal Lifestyle Center, Sapta Nirwandar, mengatakan, produk halal kini menawarkan pilihan yang sama bagusnya dengan produk-produk sejenis yang ada. Sajiannya pun makin variatif dari prouduk pangan hingga hiburan yang tetap berada dalam koridor nilai Islam.
Karena saling berkaitan inilah yang kemudian dikenal sebagai gaya hidup halal. Melalui gelaran International Halal Lifestyle Expo & Conference (IIHLEC) 2016, ia berharap integrasi itu makin kuat.
''Kita coba tekan miss match. Selama ini kalau ada ekspo halal, jalannya masing-masing. Makanan halal, modest fashion, atau wisata halal jalan sendiri. Kita semua tentu ingin menampilkan kalau halal itu pilihan yang bagus,'' kata Sapta dalam koferensi pers IIHLEC di Kantor Kementerian Perindustrian, Rabu (28/9).
Penasihat Kehormatan Menteri Pariwisata untuk Pasar Timur Tengah dan Wisata Halal itu menilai integrasi gaya hidup halal sangat bisa dilakukan. Misalnya di film Kalam-Kalam Langit yang menampilkan nilai Islam dan keindahan destinasi wisata halal di NTB. ''Itu kan juga dakwah tanpa ceramah. Masyarakat jadi punya pemahaman melalui tontonan yang baik,'' kata Sapta.