REPUBLIKA.CO.ID, Komunitas Desainer Etnik Indonesia (KDEI) Kalimantan Timur, sekaligus pemilik dari Hesandra, Fanti WN mengungkapkan, batik khas Kaltim dari Hesandra memiliki warna yang lebih cerah. "Istimewa, kita beda yang lain, kita bicara Hesandra, pewarnaannya selalu punya ciri khas warna-warni cerah," kata dia, di Jakarta, Kamis (22/9).
Ia mengatakan, pewarnaan dari Batik Hesandra memang menggunakan bahan kimia. Karena itu batik yang dihasilkan memiliki warna terang. Untuk pewarnaan alami, memang diakui Fanti masih banyak kendalanya. Namun, warna cerah memang lebih banyak diminati oleh masyarakat Kalimantan. "Orang Kalimantan warna alam tidak terlalu suka. Tapi, kalau orang Eropa, Jepang lebih suka warna alam," ujar Fanti.
Selain itu, batik Hesandra, dia mengatakan biasanya membuat motif yang tidak berkutat pada satu daerah saja. Fanti menyebut batik Hesandra berusaha terus memperluas motif dari flora, fauna dan budaya yang diimplementasikan ke dalam batik dan bordir.
Ia mengungkapkan, setiap suku di Kalimantan memiliki ciri khas yang berbeda-beda, dan mereka tidak dapat disatukan. Batik Kalimantan pun sering diidentikkan dengan motif Dayak. Padahal ada keberagaman lainnya seperti Kutai, Bugis dan lainnya. "Kami berusaha kampanyekan bahwa Kaltim tidak hanya Dayak, tapi juga ada Kutai dan lainnya," ungkap Fanti.