REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hamish Daud kembali beraksi dalam film laga berjudul Spy in Love: Penang Wedding. Dalam film aksi-komedi tersebut, Hamish memerankan satu tokoh yang punya dua sisi berbeda.
"Jadi tantangan tersendiri buat saya karena harus berperan sebagai manajer hotel yang profesional, sopan, polos, padahal sebenarnya dia intel," ujar pria kelahiran Gosford, Australia itu.
Peran sebagai intel membuat aktor 36 tahun itu melakukan cukup banyak adegan perkelahian dan adu senjata. Hamish yang bukan petarung profesional bersyukur sang koreografer film menyesuaikan adegan dengan kemampuannya.
Meski menguras tenaga, Hamish menyatakan puas dengan hasil akhir film ketujuhnya yang akan tayang di Indonesia mulai 29 September 2016. Penyuka kegiatan luar ruang itu sedikit membocorkan, ada satu adegan di mana ia menunjukkan keahlian menyelam yang merupakan zona nyamannya.
Untuk pendalaman karakter sebagai identitas samaran manajer hotel, Hamish punya cara lain. Ia berusaha membangun keakraban dengan pemeran lain yang berasal dari Indonesia dan Malaysia, di antaranya Ray Sahetapy, Siti Zaleha, Nasha Aziz, Shafira Umm, dan Keith Foo.
Namun, Hamish mengaku cukup deg-degan dengan reaksi penonton terhadap film yang bakal diputar mulai Januari 2017 di Malaysia itu. Aktor yang perdana membintangi film laga dalam Gangster di tahun 2015 berharap Spy in Love yang menggunakan tiga bahasa bisa diterima penonton lintas negara.
"Film ini bagi saya adalah sesuatu yang baru dan out of the box. Ada komedi, drama, action, termasuk daya tarik keindahan lokasi syuting di Penang yang enak dilihat," kata pembawa acara My Trip My Adventure itu.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
