REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para penerima Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni 2016 sebelumnya telah dinilai oleh tim juri yang ditunjuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terlebih dahulu. Sebanyak 54 pegiat dan maestro terpilih ini berasal dari usulan daerah dan pemerintah pusat.
“Kita upayakan cari seniman yang memang benar-benar layak menerima anugerah ini,” ungkap Kritikus Musik sekaligus Juri pada Bidang Pencipta, Pelopor dan Pembaharu, Bens Leo saat Jumpa Pers Pengumuman Penerima Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni 2016 di Gedung E, Kemendikbud, Jakarta, Selasa (20/9).
Saat mencari seniman yang layak, Bens mengaku, menemukan fenomena menarik. Dia melihat terkadang banyak seniman yang tidak populer tapi ternyata memiliki banyak kontribusi. Seperti halnya Candra N Darusman yang lebih dikenal di luar negeri saat ini.
“Saya infokan ke beliau tentang anugerah ini lalu dia bertanya bingung ke saya. Dia bilang Kok saya? Saya kan sudah lama //enggak// di Indonesia?” kata Bens.
Menurut Bens, jejak kontribusi Candra di dunia permusikan di Indonesia sudah tidak asing lagi bagi para seniman Indonesia. Dialah pelopor hak kekayaan intelektual musik dan festival jazz di Indonesia.
Di samping Bens, Leo Kristi Imam Sukarno juga masuk ke dalam sosok yang mungkin tidak terlalu populer bagi masyarakat awam. Padahal pria yang berusia 67 tahun ini telah lama berjuang dalam musik balada berlirik sosial dan kemanusiaan. Konsep rekaman terbaru dari laki-laki yang hidupnya nomaden ini pun berbeda, yakni didanai oleh para penggemarnya.
Seperti diketahui, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan penghargaan kepada 54 pegiat dan maestro di sembilan kategori. Anuegrah ini akan diberikan pada 23 September 2016 di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
