Selasa 20 Sep 2016 06:09 WIB

Menpar Ingatkan Industri tidak Abaikan Sertifikasi Halal

Menteri Pariwisata Arief Yahya saat membuka seminiar TripAdvisor Insight Forum, A Workshop for Digital for Destinations, Selasa (6/9) di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta.
Foto: Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kemenpar
Menteri Pariwisata Arief Yahya saat membuka seminiar TripAdvisor Insight Forum, A Workshop for Digital for Destinations, Selasa (6/9) di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Menteri Pariwisata Arief Yahya mengingatkan berbagai kalangan di Tanah Air agar tidak mengabaikan sertifikasi halal karena hal ini sangat penting.

"Persoalan sertifikasi halal tidak boleh diabaikan, meskipun Indonesia mayoritas penduduk Muslim," katanya di sela-sela membuka rapat koordinasi kebudayaan dan pariwisata bertajuk Aceh sebagai destinasi wiata halal unggulan di Banda Aceh, Senin.

Ia menjelaskan sertifikasi halal tersebut sangat penting dilakukan oleh semua kalangan karena dengan adanya sertifikasi tersebut akan memberikan jaminan kepada semua konsumen.

Arief mencontohkan Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduk Muslim, namun kunjungan wisatawan mancanegara Muslim justru lebih banyak ke Thailand.

"Artinya, sertifikasi halal sangat penting dan jangan pernah diabaikan," katanya.

Ia menjelaskan ada beberapa hal yang menjadi perhatian dari Kementrian Pariwisata untuk mendukung pengembangan pariwisata Aceh diantaranya pengembangan SDM dengan melakukan sertifikasi Tour Guide dan Tour Planner, pelatihan operator rafting dan pengembangan program studi D IV Kepariwisataan di Politeknik Aceh.

Kemudian pengembangan masyarakat melalui edukasi sadar wisata halal pada masyarakat, kampanye sapta pesona dan sertifikasi usaha hotel serta pengembangan industri pariwisata melalui pembentukan halal centre institute, pelatihan pengelolaan kawasan wisata, cruise, industry kreatif dan diving.

Ia mengatakan pariwisata penyumbang PDB, devisa dan lapangan kerja yang paling mudah dan murah serta merupakan industri yang memberikan dampak positif ke semua sektor.

"Biaya pemasaran untuk sektor pariwisata hanya dibutuhkan dua persen dari proyeksi devisa yang dihasilkan dan jika Aceh ingin memajukan sektor pariwisata tinggal pemerintah provinsi dan kabupaten/kota tinggal menggalokasikan dua persen," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement