Kamis 08 Sep 2016 10:10 WIB

Kiat Investasi untuk Generasi Muda Produktif

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Indira Rezkisari
Merencanakan keuangan dengan bantuan reksadana.
Foto: Republika/Prayogi
Merencanakan keuangan dengan bantuan reksadana.

REPUBLIKA.CO.ID, Investasi merupakan hal yang dirasa semakin perlu terutama bagi generasi muda produktif saat ini. Meski kesadaran berinvestasi cukup tinggi, masih banyak masyarakat yang belum paham opsi-opsi investasi dan strategi penting dalam merencanakan keuangan. Perencana finansial Mike Sutikno berbagi kiat-kiat berinvestasi di sela-sela peluncuran layanan perbankan Citi Priority di Jakarta.

Tujuan investasi harus jelas

Mike mengatakan, modal penting dalam perencanaan keuangan yakni mengetahui kebutuhan yang diperlukan dalam rentang usia tertentu. Ia menjelaskan, dalam tahun pertama bekerja atau berkeluarga harus disiapkan dana darurat. Rumusnya, kata Mike, yakni tiga kali total pengeluaran sebulan.

Dana itu harus terkumpul, cair, dan tidak boleh diutak-atik. "Bahkan, kalau ada diskon jangan sampai sentuh dana itu. Namanya juga untuk darurat," ujar Mike.

Kemudian, kata Mike, pada tahun kedua perencanaan keuangan bisa mulai dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti rumah dan pendidikan anak.

Untuk jangka panjang, bisa juga mengumpulkan dana pensiun namun dengan setoran investasi yang tidak terlalu besar. Ia mencontohkan, meski hanya dengan menyisihkan sekitar Rp 100 ribu dalam sebulan untuk investasi hari tua, dana tersebut bisa menjadi aset dan diarahkan menjadi pemasukan pasif.

Sisihkan 30 persen dari total pendapatan

Mike menyarankan untuk menginvestasikan 30 hingga 40 persen dari total pendapatan. Dengan hal itu, ujarnya, seseorang bisa memiliki dana yang bisa digunakan untuk berinvestasi secara lebih agresif.

Mike mengatakan, seseorang perlu menentukan kemampuan dalam menyimpan dana dan pengeluaran rutin. Ia mencontohkan, makan adalah keharusan namun ada pilihan untuk makan di warung tegal atau di restoran. Pilihan itu kemudian diatur sesuai dengan target investasi. "Jika ingin banyak investasi tentu pengeluaran perlu ditekan," ujarnya.

Dengan dana tersebut, bisa mencoba berinvestasi dalam bentuk reksadana saham atau membeli surat utang negara. Selain itu, kata Mike, masyarakat juga bisa mengandalkan insting wirausaha. Ia mencontohkan, investasi mobil saat ini bukan sekadar sebagai pemenuhan kebutuhan kendaraan tapi bisa dipakai sebagai aset. Contohnya, mobil tersebut disewakan sehingga bisa menambah penghasilan.

Mike mengaku, menabung dengan pola konservatif memang baik. Akan tetapi, pola itu harus diperbarui. Saat ini, ujarnya, investasi harus bisa mengejar inflasi. "Aset kita harus terus tumbuh," ujarnya.

Hati-hati memilih produk investasi

Mike mengatakan, masyarakat juga perlu cermat dalam memilih produk investasi. Ia mengaku, saat ini anak muda memiliki semangat tinggi dalam berinvestasi tapi lupa dengan prioritasnya. Contohnya, pada tahun pertama bekerja, seseorang langsung membeli reksadana saham sementara dana darurat belum disiapkan. "Padahal, dana darurat itu harus siap digunakan sewaktu-waktu," ujarnya.

Selain itu, masyarakat juga perlu mengetahui apakah asetnya bertumbuh atau tidak. Jika tidak mengetahuinya, Mike menyarankan untuk bertemu dengan penasehat finansial profesional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement