REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang kembali menyambut kemenangan Miss Japan dengan serangkaian pro dan kontra. Kali ini, karena pemenang kontes kecantikan itu memiliki setengah darah India.
Kemenangan Priyanka Yoshikawa mendapatkan sambutan yang luar biasa. Dia dinilai menjadi agen perubahan untuk menghapuskan status warga murni untuk mewakili sebuah negara. "Kami adalah orang Jepang. Ya, saya setengah India dan orang-orang bertanya padaku tentang 'kemurnian' saya. Ya, ayah saya adalah orang India dan saya bangga dengan hal itu, saya bangga memiliki darah India. Tapi tidak berarti saya bukan orang Jepang," ujar Yoshikawa dikutip dari Japantimes, Selasa (6/9).
Yoshikawa mulai tinggal di Jepang ketika berusia 10 dengan kondisi warna kulit yang tidak sama dengan anak-anak Jepang lainnya. Berbedaan itu mendapatkan sentimen negatif. Padahal dia lahir di Tokyo.
Saat itu dia begitu dikucilkan dan dijauhi selaiknya kuman yang berbahaya. Melalui sikap tersebut membuat Yoshikawa bangkit dan menjadi sosok yang kuat untuk membuat keadaan tidak semenyulitkan itu bagai orang-orang yang memiliki percampuran darah dari dua ras, suku, atau negara berbeda.
Padahal ketika dia melangkah di luar negeri, tidak ada yang mempermasalahkan percampuran darah dalam dirinya. Hal tersebut yang ingin sekali dirasakan di tanah kelahirannya, Tokyo.
"Sebagai Miss Japan, mudah-mudahan saya bisa membantu mengubah persepsi sehingga bisa sama di sini juga. Jumlah orang dengan ras campuran terus akan meningkat, sehingga orang harus menerimanya," ujar wanita yang fasih berbahasa Jepang dan Inggris itu.
Sebelum Yoshikawa, Miss Japan 2015 juga pernah dinobatkan kepada wanita berkulit sawo matang Ariana Miyamoto yang ayahnya merupakan blasteran Afrika Amerika. Dia merupakan wanita tidak berdarah Jepang murni yang meraih gelar ratu kecantikan se Jepang itu.
Kemenangannya banyak ditentang. Tapi justru menjadi inspirasi bagi banyak wanita lain berdarah campuran di Jepang termasuk Yoshikawa untuk menjadi Miss Japan.
Dwina Agustin
Ikuti Whatsapp Channel Republika