Selasa 30 Aug 2016 14:27 WIB

Libur Tiga Hari per Pekan Buat Lingkungan Lebih Sehat

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Libur tiga hari dalam sepekan ternyata berefek baik bagi lingkungan hidup.
Foto: flickr
Libur tiga hari dalam sepekan ternyata berefek baik bagi lingkungan hidup.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir semua orang akan lebih senang jika hari libur akhir pekan bertambah panjang. Ternyata, efek tersebut pun akan berkenaan dengan dampak lingkungan.

Ekonom David Rosnick dan Mark Weisbrot mengatakan penurunan jam kerja umumnya berkorelasi dengan pengurangan konsumsi energi. Terlebih lagi jika itu dilakukan oleh Amerika dan negara di Eropa maka terjadi sekitar 20 persen pengurangan penggunaan energi.

Dengan hanya empat hari jam kerja, maka akan menurun penggunaan emisi untuk pergi dan pulang bekerja. Dengan begitu tiga hari libur di akhir pekan membuat perekonomian menjadi lebih ramah lingkungan.

Alex Williams, dosen Sosiologi dari City University London menjelaskan jika libur tiga hari per pekan akan menjadi ide yang bagus. Bukan hanya untuk rekreasi dan bersantai saja, tapi juga mengurangi dampak lingkungan.

(baca: Thailand, Tujuan Murah Meriah Orang Indonesia Habiskan Liburan)

Penambahan hari libur ketiga pernah diterapkan di Utah tahun 2007.  Dalam 10 bulan pertama negara menyimpan setidaknya 1,8 juta dolar untuk biaya energi.

Untuk satu hari dalam seminggu, ribuan penumpang mampu tinggal di rumah. Jika pengurangan emisi gas rumah kaca dari perjalanan  diperkirakan penghematan lebih dari 12.000 ton CO2 setiap tahun. Hanya saja percobaan tersebut dihentikan pada tahun 2011 sebab warga banyak mengeluh tidak dapat mengakses layanan pada hari Jumat.

Padahal selain dampak lingkungan, Williams juga menegaskan jika penambahan libur akhir pekan sangat berkenaan memulihkan kesehatan mental dan kesejahteraan fisik. Hal ini juga akan memberi lebih banyak waktu untuk dihabiskan pada kegiatan sosial, untuk merawat anak-anak dan orang tua, dan untuk terlibat dengan komunitas.

Antropolog David Graeber melihat juga jika banyak pekerja yang sepertinya menyia-nyiakan waktu di tempat kerja. Jam kerja berlebihan yang terdapat pada hari kerja secara efektif kurang dimanfaatkan. Kebanyakan mereka terkurung di tempat kerja namun tidak menyelesaikan pekerjaan secara efektif, dilansir dari Independent.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement