Jumat 19 Aug 2016 08:48 WIB

Orang Indonesia Lebih Senang Berinvestasi Jangka Pendek

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Jangan tergoda berinvestasi pada sesuatu yang menawarkan keuntungan tinggi tanpa menimbang risikonya lebih dulu.
Foto: Republika/Prayogi
Jangan tergoda berinvestasi pada sesuatu yang menawarkan keuntungan tinggi tanpa menimbang risikonya lebih dulu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Investor Indonesia ternyata lebih menyukai investasi jangka pendek dibanding yang jangka panjang. Hal ini terungkap dari hasil Global Investor Study 2016 Indonesia Customers yang dilakukan Schoders terhadap 200 investor Indonesia tahun 2016 ini.

Investor yang diteliti sebanyak 44 persen dari DKI Jakarta, 16 persen dari Jawa Timur, dan sisanya menyebar di Indonesia. Untuk usia investor yang diteliti sebagian besar atau 75 persennya berusia 25 sampai 44 tahun.

Direktur Utama Schroders Indonesia, Michael Tjoajadi menjelaskan dari hasil survei ditemukan bahwa investor Indonesia lebih menyukai investasi dalam jangka pendek, yang rata-rata di atas dua tahun (hanya 2,3 tahun). Hal ini hampir sama dengan negara-negara Asia lainnya yang juga menyukai investasi jangka pendek yakni 2,9 tahun. Sedangkan negara-negara lainnya secara global menyukai investasi dalam jangka yang lebih panjang yakni 3,2 tahun.

Di Indonesia, sebanyak 39 persen orang lebih menyukai investasi dalam jangka waktu pendek, hanya dalam jangka waktu satu tahun. Sedangkan yang senang investasi selama satu sampai tiga tahun sebanyak 38 persen. Dan dibawah seperempatnya atau sebanyak 23 persen menyukai investasi lebih dari tiga tahun.

Sedangkan secara global, investor rata-rata menginvestasikan uangnya selama 3,2 tahun. Sebanyak 31 persennya menginginkan investasi dalam jangka waktu lebih pendek, yaitu satu tahun. Disamping itu 35 persennya melakukan investasi selama satu sampai tiga tahun dan yang investasi di atas tiga tahun sebanyak 35 persen.

Sementara di Asia, investor melakukan investasi kurang dari setengah tahun atau lebih pendek setengah tahun dibandingkan kontinen lain atau dengan rata-rata di bawah tiga tahun tepatnya 2,9 tahun. Sedang 34 persennya meakukan investasi hanya satu tahun, 35 persennya satu sampai tiga tahun dan yang di atas 3 tahun hanya 30 persen.

“Kami mendorong para investor untuk berpikir jangka panjang ketika berinvestasi, sebagaimana yang dilakukan oleh manajer investasi kami. Kami meyakini bahwa suatu pengembalian risiko realistis yang disesuaikan dapat diraih ketika berinvestasi dalam jangka waktu setidaknya lima tahun. Berbicara dengan seorang penasihat keuangan dapat membantu para investor untuk menyelaraskan portofolio investasi mereka dengan kebutuhan dan tujuan keuangan mereka,” ujarnya kepada wartawan dalam acara Media Briefing Understanding Investment Trend 2016, di Jakarta, Kamis (18/8).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement