REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN — Sepuluh desainer dari Jogja Muslimah Preneur (JMP) akan menampilkan karya-karyanya di ajang “Jogja Fashion Week” yang digelar 24-28 Agustus mendatang. Dalam agenda tersebut, para desainer Muslimah itu akan menampilkan busana bertema “Hijjapelago”.
“Hijjapelago ini bercerita mengenai perjalanan dari setiap desainer. Ada banyak cerita yang ingin kami sampaikan, mulai dari Masjid Agung Mataram Kotagede, laksamana Muslimah pertama di Maluku, hingga tokoh pejuang Muslimah di Aceh,” ujar salah satu pendiri JMP Dian Septiani di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis (18/8).
Selain Dian, desainer yang akan menampilkan hasil kreativitasnya ialah Candrika Nirantari, Fani Ayuningtyas, Dewi Uryan Ayunina, serta Iffah M Dewi. Ada juga Shofiana Hapsari, Nurfiana Rahmawati, Savitri Shitarukmi, Suwatin Kusuma Ayu, dan Afnia Rosa.
Iffah, pemilik “Sogan Batik”, rencananya akan menampilkan karya yang menceritakan tentang Jaziratul Muluk atau Negeri Para Raja. Cerita ini, kata dia, berasal dari perjalanan Ibnu Batutah, seorang pengelana Muslim dari Maroko yang menemukan Nusantara sebagai wilayah kaya rempah. “Cerita ini sengaja saya gambarkan dalam karya untuk memperlihatkan kekayaan alam Indonesia yang luar biasa,” kata dia.
Selain membawakan cerita tentang Nusantara, para desainer JMP juga akan mengangkat penggunaan produk lokal. Desain busana hasil kreativitas mereka nantinya dihiasi motif-motif batik yang ditulis pengrajin di daerah. “Kami tidak hanya ingin karya kami laku di pasaran, tapi kami juga ingin mendorong penjualan produk-produk dari pengrajin lokal. Maka itu, bahan baku yang kami gunakan juga berasal dari pengrajin lokal,” ujar Dian.
Bukan hanya menampilkan karya, dalam kesempatan Jogja Fashion Week kali ini JMP pun akan meluncurkan unit bisnis baru dengan nama “Hijja”. Bisnis e-commerce ini menampung berbagai produk dari anggota JMP untuk diperjualbelikan secara online. Isinya nanti bukan hanya produk fashion. Ada juga food delivery, dekorasi rumah, dan produk kerajinan. Dian mengatakan, pembuatan unit bisnis ini merupakan upaya untuk mengenalkan lebih luas lagi produk hasil karya anggota JMP. “Harapannya kami bisa menembus pasar Asia,” ujar dia, yang juga Chief Executive Officer (CEO) Hijja.