REPUBLIKA.CO.ID,
Resensi
Judul: Menuju Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
Penulis: Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS
Penerbit: Roda Bahari
Cetakan: III, Mei 2016
Tebal: xiv + 280 hlm
Salah satu gagasan cemerlang Presiden Jokowi adalah tekadnya untuk mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia (PMD). Yakni, Indonesia yang maju, sejahtera, dan berdaulat berbasis pada ekonomi kelautan, hankam dan budaya maritim.
Lebih dari itu, Indonesia kelak diharapkan menjadi rujukan bagi bangsa-bangsa lain di dunia dalam berbagai bidang kelautan, mulai dari ekonomi, Iptek, hankam sampai cara menata pembangunan kelautan (ocean governance).
Posisi geoekonomi dan geopolitik Indonesia juga sangat strategis, di mana 45 persen dari seluruh komoditas dan produk yang diperdagangkan di dunia dengan nilai 1.500 triliun dolar AS per tahun dikapalkan melalui AKLI (Alur Laut Kepulauan Indonesia).
Oleh karena itu, Indonesia harus berupaya keras memaksimalkan potensi yang dimiliki dalam bidang maritim ini agar benar-benar menjadi Poros Maritim Dunia. Itulah semangat utama yang diusung buku ini.
Penulisnya, Prof Rokhmin Dahuri, adalah anak nelayan yang sejak kecil hingga saat ini sangat mencintai laut dan selalu berupaya dengan segenap kemampuannya untuk mengembangkan potensi kelautan Indonesia yang luar biasa, namun sampai saat ini belum digali secara maksimal.
Hal itu diakui oleh Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat memberi pengantar buku ini, “Penyusun buku ini, Prof Rokhmin Dahuri yang saya kenal adalah salah satu anak bangsa yang penuh dedikasi, menyumbangkan tenaga dan pikirannya, bahkan raga dan jiwanya untuk menjaga dan mengembangkan potensi kelautan bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.”
Perhatian dan kepedulian mantan Menteri Kelautan dan Perikanan piode Juni-Agustus 2001 dan Agustus 2011-Oktober 2004 itu terhadap bidang kelautan luar biasa. Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Maritim dan Perikanan, dan Ketua Umum Masyarakat Aquakultur itu sangat rajin menulis dan mempresentasikan potensi kelautan Indonesia di media massa maupun dalam berbagai forum nasional dan internasional.
Buku ini merupakan kumpulan artikel, laporan dan makalah yang ditulis oleh Guru Besar dan Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Program Pasca Sarjana IPB Bogor itu.
Penulis membagi bukunya menjadi 23 bagian, diawali dengan peta jalan pembangunan menuju Indonesia yang maju, sejahtera dan berdaulat (bagian pertama), disusul transformasi struktural ekonomi dan kemajuan bangsa (bagian kedua).
Bagian ketiga membahas teologi negara maritim, sementara bagian keempat mengupas tentang peta jalan pembangunan kelautan menuju Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Bagian kelima mengemukakan tentang pembangunan wilayah pesisir dan lautan untuk menciptakan pertumbuhan berkualitas dan berkelanjutan. Bagian keenam hingga bagian kesembilan menguraikan tentang upaya-upaya memaksimalkan potensi maritim Indonesia.
Bagian kesepuluh dan kesebelas mengupas tentang upaya membangun kedaulatan pangan dari laut untuk kesehatan dan kecerdasan bangsa. Bagian kedua belas merupakan judul buku ini, yakni pembangunan perikanan menuju Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Penulis juga membahas tentang pemberdayaan nelayan (bagian kelima belas), mengembalikan kejayaan udang Indonesia (bagian keenam belas), rumput laut (bagian kedelapan belas) dan pulau-pulau kecil berkelanjutan (bagian kesembilan belas). Buku ini ditutup dengan pentingnya iptek dan imtaq untuk kemajuan banga.
Buku ini sangat perlu dibaca oleh para pejabat pemerintahan dari level terendah hingga tertinggi, kalangan politisi, akademisi, mahasiswa, para pengusaha dan masyarakat pada umumnya. “Indonesia harus menjadikan laut sebagai halaman depan rumahnya,” tegas Megawati saat memberi pengantar buku ini.
Melalui buku ini, penulis sangat berharap dan mendorong Indonesia agar menjadi negara yang terkuat di Asia, bahkan dunia, dengan memaksimalkan potensi lautnya. Penulis yakin, dengan kerja keras, cerdas dan ikhlas dari seluruh komponen bangsa, Indonesia akan bisa mampu menjadi Poros Maritim Dunia.
Semangat buku ini cocok sekali dengan pernyataan Presiden Soekarno saat meresmikan Institut Angkatan Laut (kini namanya Akademi Angkatan Laut), tahun 1953, “Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Ya, bangsa pelaut dalam arti seluas-luasnya. Bukan sekadar menjadi jongos-jongos di kapal, bukan. Tetapi bangsa pelaut dalam arti kata cakrawala samudera. Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri.” Peresensi: Irwan kelana