REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pelaksanaan Jazz Gunung 2016 di Gunung Bromo ditargetkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Acara tersebut juga diharapkan mampu menggerakkan ekonomi masyarakat di sekitar Gunung Bromo.
Jazz Gunung 2016 ini akan dilaksanakan pada 19 hingga 20 Agustus 2016 di Desa Wonotoro, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Tahun ini merupakan tahun ke-8 pelaksanaan Jazz Gunung.
Penggagas Jazz Gunung, Sigit Pramono, mengatakan target penonton Jazz Gunung 2016 sebanyak 4.000 orang. Tahun lalu, tercatat lebih dari 3.600 orang menonton event ini.
Beberapa musisi yang akan mengisi acara ini di antaranya Djaduk Ferianto, Ermi Kulit, The Groove, Shaggydog, Richard Hutapea, Dwiky Dharmawan, Bonita dan beberapa musisi jazz dari luar negeri.
“Jazz Gunung ini berbeda dengan event-event jazz yang lain. Selain diadakan di ketinggian 2.000 mdpl, event ini juga menampilkan jazz etnik dimana memadukan musik tradisional dari Jawa, Bali dan Sunda,” jelasnya dalam konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (10/8).
Wagub Jatim, Saifullah Yusuf mengatakan, event Jazz Gunung 2016 ini sebagai bentuk apresiasi pada pihak swasta yang telah berusaha mengembangkan kawasan wisata yang ada di Jatim dengan tetap berprinsip pada kaidah pro lingkungan. “Melalui event ini tentunya akomodasi seperti hotel atau penginapan, rumah makan dan transportasi akan mengalami kenaikan,” ujarnya.
Ia memastikan Gunung Bromo aman untuk pelaksanaan Jazz Gunung 2016. Meskipun saat ini Gunung Bromo berstatus waspada, namun pelaksanaan Jazz Gunung 2016 selalu menaati aturan yang dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait radius aman.
“Sesuai data dari PVMBG, radius yang dilarang adalah satu kilometer dari kawah aktif. Selebihnya masih aman untuk wisatawan. Sedangkan pelaksanaan Jazz Gunung ini radiusnya enam kilometer, jadi saya pastikan aman,” jelas Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim.
Menurut Gus Ipul, melihat sejarah arah letusan Bromo ini ke atas, sehingga tidak mengganggu wilayah sekitarnya termasuk area pelaksanaan Jazz Gunung 2016. Ia meminta masyarakat yang akan menonton acara ini tidak perlu takut dan risau terhadap status Gunung Bromo. “Mari kita buktikan pada masyarakat luas, baik dalam dan luar negeri bahwa Bromo aman untuk dikunjungi baik untuk wisata maupun event-event seperti ini,” katanya.
Ia juga mengapresiasi pelaksanaan Jazz Gunung 2016 karena diadakan di Gunung Bromo yang menjadi salah satu icon pariwisata Jatim. Menurutnya, saat ini Pemerintah Pusat sedang mengonsep pariwisata terintegrasi antara Gunung Bromo, Gunung Tengger dan Gunung Semeru. Selain itu, Gunung Bromo menjadi salah satu pariwisata andalan Jatim dengan perayaan Upacara Kesada dan Jazz Gunung.