REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film historikal dokumenter terbaru, Pantja Sila: Cita-Cita dan Realita, menyuguhkan warna berbeda dalam industri perfilman Tanah Air. Film yang digagas Tio Pakusadewo ini menjadi tontonan wajib generasi muda Indonesia karena mempersembahkan pidato rumusan awal Pancasila sebagai dasar negara oleh Presiden Indonesia pertama, Ir Soekarno.
"Kami akan memperjuangkan agar film ini bisa disaksikan oleh semua generasi. Karena pidato ini adalah teks yang hilang dalam sejarah," ujar Tio, saat ditemui di acara press screening film Pantja Sila: Cita-Cita dan Realita di Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta, Rabu (3/8).
Menurutnya, film ini sangat penting ditonton oleh anak-anak muda agar lebih memahami besarnya perjuangan para bapak bangsa dalam memerdekakan Indonesia. Pancasila tidak hanya untuk dihafal, melainkan untuk dipahami hakekat dan maknanya. Semua itu, Tio mengatakan bisa didapat dari pidato Bung Karno, yang telah merumuskan Pancasila dengan sangat lengkap.
"Sekarang sejarah dihilangkan. Anak-anak tidak mengenal Indonesia, apalagi Pancasila," ungkapnya.
Ia dan tim dari Geppetto Productions dan Djarum Foundation akan mengupayakan film ini bisa ditayangkan di televisi setiap perayaan Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Juni dan Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus. Selain itu, akan diadakan juga lomba essay bagi para pelajar mengenai perumusan Pancasila yang dikemukakan oleh Bung Karno.
Tio yang juga merangkap sebagai sutradara bersama Tino Saroengallo ini berperan sebagai Presiden Indonesia pertama, Ir Soekarno. Film ini menampilkan pidato Bung Karno dihadapan Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPU-PK) pada 1 Juni 1945 silam.
Selain Tio, film ini juga dibintangi oleh Jantra Suryaman sebagai Ki Bagoes Hadikoesoemo, Wicaksono Wisnu Legowo sebagai R Abikoesno Tjokrosoejoso, Teuku Rifnu Wikana sebagai M Yamin, dan Verdi Soleiman sebagai Liem Koen Hian. Pantja Sila: Cita-Cita dan Realitas direncanakan akan tayang di bioskop Tanah Air pada 17 Agustus mendatang.