REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Jakarta Media Syndication dan Geppetto Productions mempersembahkan film historikal dokumenter terbaru, berjudul Pantja Sila: Cita-Cita dan Realita. Film yang digagas oleh aktor Tio Pakusadewo ini siap tayang di bioskop tanah air pada hari kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2016 mendatang.
"Film ini sangat bermanfaat bagi generasi muda. Tujuan film ini dibuat adalah sebagai janji untuk berbakti dan mengabdi demi Indonesia yang damai, kekal, dan abadi," ujar Tio, saat ditemui di acara press screening film Pantja Sila: Cita-Cita dan Realita di Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta, Rabu (3/8).
Tio yang juga merangkap sebagai sutradara bersama Tino Saroengallo berperan sebagai Presiden Indonesia pertama, Ir Soekarno. Film ini menampilkan pidato Bung Karno di hadapan Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPU-PK) pada 1 Juni 1945 lalu.
Saat itu Ir Soekarno untuk pertama kali mencetuskan konsep Pancasila yang kini menjadi dasar negara Republik Indonesia. Pancasila merupakan cita-cita Indonesia, namun tidak terwujud melihat semua realita yang ada setelah berpuluh tahun Indonesia merdeka.
"Film ini dilengkapi dengan footage. Pancasila adalah cita-cita, footage adalah realita yang terlihat atas cita-cita yang tidak tercapai," jelas Tio.
Untuk berperan sebagai Bung Karno Tio mengatakan harus mempelajari teks pidato tersebut selama tiga bulan. Tidak hanya harus memenuhinya dengan emosi, teks tersebut juga dipenuhi dengan lima bahasa asing, yaitu Inggris, Belanda, Cina, Jepang, dan Jerman.
"Kesulitannya, kita nggak punya data rekaman audio atau gambar," ungkap dia.
Pengambilan gambar untuk film Pantja Sila: Cita-Cita dan Realitas dilakukan hanya dua hari untuk durasi 78 menit.
Sebelumnya, Tio mengaku sempat mengajukan pengambilan gambar di lokasi aslinya, di Gedung BPUPKI, namun tidak menemukan waktu yang pas. Sehingga ia dan tim harus merekayasa sebuah studio di daerah Ciputat.
Selain Tio, film ini dibintangi oleh Jantra Suryaman sebagai Ki Bagoes Hadikoesoemo, Wicaksono Wisnu Legowo sebagai R Abikoesno Tjokrosoejoso, Teuku Rifnu Wikana sebagai M Yamin, dan Verdi Soleiman sebagai Liem Koen Hian.