REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musikus Nugie menceritakan pengalaman menariknya saat berjumpa dengan kawanan gajah liar. Insiden tak sengaja pada musim kering Maret 2015 lalu itu menjadi pengalaman tak tergantikan baginya. "Pas itu tengah malam, jam 12, memang lagi blusukan dengan teman-teman polisi hutan di Taman Nasional Way Kambas, Lampung," kata Nugie.
Rekan jagawana menunjukkan daerah rawa kepada Nugie yang disinyalir menjadi lokasi gajah mencari minum. Mereka lantas berjaga di tempat yang terletak sedikit di luar zona inti habitat gajah itu.
Tak disangka, sekira 30 ekor gajah datang dari arah hutan ke lokasi itu. Belasan induk betina membawa serta bayi mereka untuk minum, yang digambarkan Nugie riuh memekik dan belalainya mengibas-ngibaskan debu.
"Merinding banget. Gue diam aja, gemetar, merekam sambil sembunyi di balik gundukan tanah ngelihatin mereka beraktivitas di bawah pendar cahaya bulan," tutur Nugie puitis.
Dari pengalaman itu, Nugie merasa semakin respek dengan kehidupan fauna dan satwa liar. Apalagi, ia mempelajari bahwa gajah punya karakter unik dan bisa merasakan sayang, dendam, sakit, hingga marah seperti manusia.
Ia berharap masyarakat semakin terdorong mengunjungi taman nasional yang memiliki daya tarik khas yang tidak ada di tempat lain. Nugie juga gencar mengingatkan gaya hidup ramah lingkungan seperti bersepeda ke tempat kerja dan memilah penggunaan produk turunan hasil hutan.
"Orang kota bukan berarti harus semena-mena, karena nanti bisa saja yang ada hanya hutan beton, enggak tahu apa pun tentang alam, enggak ada pohon, air, dan udara," tuturnya.