Senin 25 Jul 2016 10:38 WIB

Kecerdasan Jadi 'Kutukan' Jika...

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Albert Einstein
Foto: ist
Albert Einstein

REPUBLIKA.CO.ID, Anda mungkin termotivasi dan mengidolakan sosok ilmuwan super cerdas seperti Albert Einstein atau Thomas Alva Edison. Namun, banyak orang menganggap kecerdasan tinggi saja tidak lantas membuat hidup menjadi mudah dan bahagia.

Lebih dari 100 pengguna pada situs pertukaran pengetahuan Quora mengatakan bahwa kecerdasan bisa berbalik merugikan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut rangkuman dari tanggapan mereka atas pertanyaan "Kapan kecerdasan menjadi kutukan?".

Kurang ekspresif

Orang cerdas, terutama dengan kemampuan verbal tinggi, kerap merasa kesulitan mengekspresikan emosi-emosinya. Hingga kini, keterkaitan antara keterampilan kognitif dan emosional itu masih digali oleh para ilmuwan.

Ekspektasi berlebih

Semakin cerdas seseorang, harapan orang lain terhadap prestasinya akan semakin tinggi. Hal itu dapat menyebabkan orang tersebut terlalu banyak fokus pada apa yang mereka capai daripada mengenai siapa mereka.

Risiko kehilangan teman

Orang cerdas sulit menahan dorongan untuk mengklarifikasi ketika mendapati apa yang disampaikan orang lain tidak akurat. Kebiasaan kerap mengoreksi orang lain tersebut bisa dianggap sebagai tindakan yang kurang sensitif dan berisiko kehilangan teman.

Terlalu banyak merenung

Kecerdasan tinggi membuat seseorang menghabiskan terlalu banyak waktu untuk merenung dan menganalisis sesuatu. Pendapat itu dikonfirmasi oleh studi tahun 2015 yang menemukan bahwa kecerdasan verbal sangat berkaitan dengan kecenderungan khawatir dan perseverasi.

Tidak belajar nilai kerja keras

Nilai IQ tinggi saja dianggap tidak selalu mengarah kepada keberhasilan. Sebab, orang-orang yang sangat cerdas malah bisa jadi meremehkan dan kurang mengembangkan ketekunan dan etos kerja yang dibutuhkan untuk sukses.

Tahu berapa banyak yang tidak diketahui

Menjadi super cerdas membuat orang mengetahui batas kognisinya sendiri dan tersadar bahwa manusia tidak akan pernah bisa memahami segalanya. Semakin Anda tahu, semakin Anda merasa sangat sedikit yang Anda tahu, dilansir dari Business Insider.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement