REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengidolakan RA Kartini sebagai panutan, Dian Sastrowardoyo mengaku sangat terinspirasi. Tulisan-tulisan Kartini baginya dapat merangkum ide-ide yang selama ini berada di pikiran Dian.
Terlebih lagi, saat ini Dian sedang getol membaca litersi seputar Kartini. Baik dari sudut pandang pengarang atau pun tulisan dari surat-surat yang dibuat Kartini. Dian pun mengaku ada satu kutipan dari tulisan Kartini yang menurutnya sangat powerfull dan paling menginspirasinya.
Kutipan itu berbunyi: Dan siapakah yang lebih banyak berusaha memajukan kecerdasan budi itu? Siapakah yang dapat membantu mempertinggi derajat budi manusia? Ialah perempuan, ibu. Karena pahariban Si Ibu itulah manusia itu mendapatkan didikan yang mula-mulanya sekal. Oleh karena di sanalah pangkal anak itu merasa, berpikir, berkata, dan didikan yang pertama-tama sekali pastilah amat berpengaruh bagi kehidupan seorang.
"Kok dia bisa mengargumentasikan, mengartikulasikan ide-ide yang saya pikirkan selama ini, sangat mengenai sasaran dan indah," ujar Dian menanggapi kutipan tersebut.
Dari kutipan itu Dian memahami jika Kartini hidup di zaman ketika pribumi sedang dalam keadaan bodoh saat dijajah oleh Belanda. Bahkan, Dian menilai kebodohan itu juga dilakukan oleh sesama pribumi yang bergelar bangsawan yang memeras bangsa sendiri.
"Bangsa kita itu seperti terpecah oleh kelas dan status sosial dan Kartini percaya visinya mengangkat budi dan martabat bangsa dari kaum perempuan, dan justru itu yang menentukan peradaban," kata Dian.
Melalui tangan perempuan, Dian menilai, tunas-tunas bangsa dapat didik dengan baik. Peranan perempuan tersebut yang menjadi sorotan Kartini yang juga menjadi perhatian penting baginya.