REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kawasan Mandalika telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Perusahaan Pengembangan Pariwisata Indonesia atau "Indonesia Tourism Development Corporation" (ITDC) berencana membangun PLTS 50 megawatt di KEK Mandalika yang ditargetkan sudah bisa mengalir pada 2017 mendatang.
"Untuk pembangunan PLTS berkekuatan 50 megawatt (MW) ini, ITDC akan bekerja sama dengan Pertamina (Persero)." kata Direktur Utama PT (Persero) ITDC Abdulbar M Mansoer mengatakan, dari 50 MW kapasitas PLTS itu, 5 MW digunakan untuk ITDC dan 45 MW diberikan kepada masyarakat di sekitar kawasan pariwisata tersebut.
"Jadi, dari 50 MW tenaga PLTS itu, hanya 5 MW yang akan dialirkan ke ITDC, selebihnya diberikan kepada masyarakat," ujarnya.
Dia mengaku, untuk konstruksi PLTS itu membutuhkan waktu enam bulan dengan jumlah anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 1,3 triliun. Untuk membangun PLTS tersebut, pihaknya sudah menyiapkan lahan seluas 40 hektare-60 hektare.
"Kalau ini sudah terbangun kita berharap 2017 sudah bisa digunakan untuk mengaliri listrik di KEK Mandalika," jelasnya.
Mandalika diharapkan memberikan sumbangan signifikan terhadap target kunjungan wisatawan asing sebesar 20 juta pada 2019 yang dicanangkan pemerintah. KEK Mandalika memiliki luas 1.035,67 ha dan terletak di wilayah Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, NTB.
Presiden Joko Widodo berkunjung ke Mandalika pada bulan April 2015 lalu. Ketika itu, Jokowi mengatakan pemerintah sudah menggelontorkan dana sebesar Rp 250 miliar kepada Indonesia Tourism, Development Corporation (ITDC) yang mengelola KEK Mandalika. Jokowi juga menetapkan Mandalika sebagai satu dari 10 tujuan wisata baru.
Dalam kesempatan yang sama Jokowi juga berjanji akan menambah dana pembangunan KEK Mandalika sebesar Rp 1,8 triliun. Dana sebanyak itu akan digunakan untuk mendukung pembangunan infrastruktur dasar demi menarik investor masuk.
Desember 2015 giliran Wakil Presiden Jusuf Kalla yang berkunjung ke Mandalika untuk meninjau pembangunan sejumlah resort wisata. Menurut JK ketika itu, proyek pembangunan Mandalika sudah mangkrak sekitar 25 tahun. Namun kemacetan itu terjadi karena krisis ekonomi yang melanda pada 1997-1998.
Di tahun 2008 keinginan membangun Mandalika kembali terhambat karena krisis. Menurut JK, situasi ekonomi saat ini sudah mulai membaik, sehingga pemerintah bertekad melanjutkan pembangunan Mandalika.
Sebelumnya, pada awal November 2015, Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli juga telah menegaskan tekad pemerintah membangun Mandalika. Rizal mengatakan, pembangunan Mandalika sebagai salah satu tujuan wisata dengan sendirinya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
"Turisme adalah tool yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Semua sektor akan bergerak," ujar Rizal Ramli.