Rabu 06 Jul 2016 03:44 WIB

Film Animasi Korea Terinspirasi Wayang Kulit Indonesia

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nur Aini
Pertunjukan wayang kulit (ilustrasi)
Foto: Antara/Septianda Perdana
Pertunjukan wayang kulit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Penyelesaian film animasi Korea Selatan (Korsel), FrienZoo bagian kedua melibatkan siswa asal Surabaya, Malang dan Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Produk animasi ini terinspirasi dari seni wayang kulit Indonesia.

Saat ini, film animasi FrienZoo bagian pertama sudah ditayangkan di EBS-TV Korea. Creative Director Castle Production, Ardian, menyatakan baru saja menandatangani kerja sama dengan GFX Korea untuk memproduksi 50 episode film animasi berjudul FrienZoo bagian kedua.

"MoU sendiri kami tandatangani di Kuala Lumpur City Center April lalu. Hadir dalam acara MoU itu Perwakilan Korean Ministry of Science and Future Planning, NIPA, Korean Trade Agency (Kotra), serta berbagai lembaga Pemerintah Korea lainnya," kata Ardian yang juga menjabat Ketua Umum Asosiasi Industri Animasi dan Konten Indonesia (AINAKI), dalam siaran pers, baru-baru ini.

Ardian berharap, dengan keterlibatan siswa asal Jatim dalam pembuatan film ini, masyarakat di Jatim akan makin memahami tentang produk animasi yang menjadi bagian dari industri kreatif. Menurutnya, Provinsi Jatim terutama di kota-kota besar seperti Surabaya, Sidoarjo, dan Malang memiliki potensi sumber daya manusia yang cukup untuk menggerakan industri kreratif.

"Karena itu dalam waktu dekat saya ingin mengajak komunitas dan pencinta animasi di tiga kota itu untuk sama-sama bangkit dalam memberi warna terhadap perkembangan animasi Indonesia," ujar Ardian.

Ia menjelaskan, animasi serial FrienZoo ini bercerita mengenai hewan ternak tuna wisma yang menetap di kebun binatang dan menyesuaikan lingkungan baru serta bertemu dengan teman binatang lain yang baru. Animasi FrienZoo bergaya animasi siluet, yang menggabungkan karakter hitam putih dan latar belakang berwarna-warni. "Animasi jenis ini akan memungkinkan untuk mengembangkan hubungan sosial dan imajinasi artistik untuk tontonan anak-anak," kata Ardian.

Ardian menjelaskan, unsur wayang kulit dalam serial FrienZoo sangat dominan. Hal itu sebabnya pada penggarapan bagian kedua ini, Korea mempercayakan pengerjaannya pada Castle Production, rumah produksi animasi asal Indonesia. Dalam pengerjaannya, ada sekitar 50 tenaga kerja kreatif muda yang akan terlibat. Mereka berasal dari berbagai daerah, seperti Surabaya, Sidoarjo, Malang, Rembang, Jepara, Wonosobo, Bali, Bekasi, Bandung, Banten, dan Padang.

Untuk merealisasikan pekerjaan itu, tim Korea melakukan pelatihan transfer teknologi yang terbagi dalam dua tahap. Pada tahap pertama di Bali, bertempatkan di Bali Creative Industry Center, milik Kementerian Perindustrian. Sedangkan pelatihan kedua terkait dengan pelatihan compositing dilaksanakan di Cybermedia College Jakarta milik Castle Production.

Animasi FrienZoo bagian kedua ini juga akan diputar di beberapa negara di Asia dan Eropa, termasuk Indonesia. "Saya yakin pemutaran animasi ini akan booming, karena tema dan pendekatan tokoh yang ada dalam animasi itu sangat dekat dengan dunia imajinasi anak-anak," ujarnya.

Ardian mengungkapkan, proyek senilai 2 miliar won atau setara dengan Rp 22 miliar ini didanai bersama oleh GFX, Castle dan para sponsor yang berasal dari Korea. Selain dengan Castle, GFX juga berencana bekerjasama co-production partner di negara-negara lain seperti  Vietnam, Malaysia, dan Cina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement