REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tasmiah (32 tahun) terlibat sibuk dengan setumpukan berkas yang ia susun rapih dalam map berwarna merah gelap di tanganya. Beberapa kali ia harus kembali ke bagian informasi dan tata rekening salah satu rumah sakit ibu dan anak di Jakarta Barat.
Ibu satu anak ini tengah mengurus segala keperluan administrasi untuk kepulangan anaknya yang telah empat hari dirawat akibat semacam virus flu yang menyebabkan anaknya panas tinggi hingga 40 derajat.
"Alhamdulillah hari ini sudah bisa pulang. Tapi ya ini, saya harus bolak-balik untuk mengurus segala keperluan administrasi kepulangan anak saya," ujar Tasmiah dengan semringah.
Meski ceria, terlihat jelas raut letih di wajah setelah berhari-hari menjaga anaknya di rumah sakit. Bagi Tasmiah, berkali-kali mengurus berbagai surat harus ia jalani dengan sepenuh hati. Sebab itu memang menjadi syarat yang harus dipenuhi untuk pemenuhan berkas dalam kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
"Repot pasti, tapi ini (BPJS,red) sangat membantu buat saya dan keluarga. Ini semua hanya prosedur yang memang harus dijalani," kata dia.
Lain halnya dengan Dwi Yuliati (37 tahun), ibu yang tengah membawa dua buah hatinya berobat ke dokter spesialis anak di rumah sakit yang sama. Entah kebetulan atau tidak, dua anaknya masing-masing berusia 5 tahun dan 10 bulan terserang penyakit flu dan batuk.
"Sudah dua hari ini, saya khawatir nanti malah mereka suhu tubuhnya panas," ujar Dwi.
Jika Tasmiah menggunakan BPJS, Dwi memilih menggunakan layanan asuransi untuk biaya pengobatan anaknya. Hal ini dikatakan Dwi selain proses yang lebih mudah, ia juga mendapat layanan lebih. Diantaranya adalah proses pendaftaran yang lebih mudah.