Rabu 01 Jun 2016 13:47 WIB

MURID5, Penggambaran Sekolah yang tak Memenuhi Standar

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Winda Destiana Putri
Suasana belajar di sebuah sekolah.
Suasana belajar di sebuah sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan film serial berjudul MURID5 yang bisa diakses lewat Youtube mulai (8/6).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan, film MURID5 ini merupakan kolaborasi kreatif yang patut diapresiasi.

"Saya apresiasi setinggi-tingginya para profesional komunikatif kreatif yang mewujudkan pembuatan serial MURID5," katanya, Rabu, (1/6).

Film MURID5 ini, terang Anies, diluncurkan oleh Tim Advokasi Program Pengembangan Kapasitas Penerapan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (PKP-SPM Dikdas). Peluncuran film ini mendapat dukungan Uni Eropa dan ADB.

 

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud Hamid Muhammad mengatakan, film ini menceritakan tentang pemenuhan standar pelayanan minimal sekolah. Standar pelayanan minimal sekolah memiliki 27 indikator, dari 27 indikator sebanyak 14 indikator merupakan kewajiban pemda.

Sebanyak 14 indikator antara lain penyediaan guru, buku, sarana dan prasarana. Film ini menggambarkan sekolah-sekolah yang tak memenuhi layanan standar minimal sekolah.

"Jadi film ini untuk menunjukkan kepada publik bagaimana kondisi sekolah-sekolah kita. Ada sekolah yang kurang guru, sekolah tak punya perpustakaan," kata Hamid.

Diharapkan film MURID5 bisa mengingatkan pemda terhadap kewajiban mereka untuk memenuhi  standar pelayanan minimal sekolah.

"Jangan hanya kurang buku kemudian kirim surat ke Kemendikbud."

Menurutnya, jangan biarkan sekolah terlantar berjuang sendirian. Pemda harus ada perhatian kepada sekolah-sekolah di daerahnya.

"Film MURID5 ini dibiayai Uni Eropa dan ADB. Film sebanyak 17 seri ini hanya disiarkan di Youtube sebab kalau disiarkan di TV mahal biayanya," ujar Hamid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement