Senin 23 May 2016 14:15 WIB

Itang Yunasz: Penataan Fashion Jangan Berlebihan

Desainer busana muslim, Itang Yunasz.
Foto: foto : MgROL_45
Desainer busana muslim, Itang Yunasz.

REPUBLIKA.CO.ID, ALU BERLEBIHAN PADANG -- Desainer busana Muslim Indonesia, Itang Yunasz menyampaikan bahwa penataan dalam suatu rancangan busana atau fashion jangan terlalu berlebihan. Karena tampilan sederhana tetap memberikan makna.

"Dalam desain fashion Minang bukan berarti harus menggunakan 100 persen songket. Sedikit sentuhan saja dengan modifikasi tetap bermakna," kata dia setelah peragaan 16 pasang pakaian pengantin modifikasi oleh Komunitas Designer Etnik Indonesia (KDEI) Sumatra Barat (Sumbar) di Hotel Bumi Minang Kota Padang, Senin (23/5).

Ia mengatakan saat ini sudah ada desainer-desainer  di Sumbar yang menerapkan tampilan sederhana tersebut. Hal itu pun terlihat indah serta menarik di pasaran. "Kesederhanaan inilah yang harus terus dikembangkan oleh para desainer  termasuk para pemula," ujar penasehat KDEI Sumbar itu.

Dalam menata satu busana, Itang mengatakan  tidak bisa memasukan semua etnik di dalamnya. Karena akan terlihat terlalu penuh dan berat.

Menurutnya, memang masih ada beberapa designer berjiwa muda yang menuangkan banyak etnik dalam satu koleksi sehingga tampak berat. Hal inilah yang ke depan perlu diubah karena penyempurnaan disain terkadang perlu dalam bentuk jahitan dan penataan yang tidak berlebihan.

Selain itu, dalam merancang suatu koleksi busana jangan sampai melupakan dan terlepas dari budaya setempat. Ia mencontohkan yakni busana Muslim memang menutup aurat. Namun tidak harus selalu menutup panjang dan bercermin dari luar negeri. Melainkan bisa dengan tumpukan-tumpukan sarung yang lebih mengacu pada khas Indonesia. "Saya harap para desainer terus berbenah dan mendengarkan masukan-masukan agar dapat lebih baik ke depannya," katanya.

Terkait peragaan 16 pasang pakaian pengantin modifikasi oleh KDEI Sumbar itu ialah rangkaian dari even Minangkabau Fashion Festival 2016. Pakaian pengantin modifikasi itu merupakan rancangan desainer Sumbar di antaranya Adith Tritama, Yessy, Ressi Dina, Rony Valsa, Aji Ilham, Rita Puspita, Linada Penganten, Yus Ruski, Ollyn Sulam Bukittinggi, Novia Hartini, Hadir Syahzunur, Ikhwan Warna, Andri Tanzil, Ivo Pelaminan dan Olena.

Ketua KDEI Sumbar Novia Hartini menyampaikan komunitas tersebut tidak hanya beranggotakan desainer saja. Tetapi juga pengrajin songket dan sulaman yang berada di Sumbar.

(Baca Juga: Fashion Minang Harus Cerminkan Jati Diri Minangkabau)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement