REPUBLIKA.CO.ID, Buku merupakan jendela dunia. Kunci untuk bisa membuka jendela tersebut dan melihat dunia ialah dengan membaca. Sayangnya, minat baca warga Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan warga negara lainnya.
Berdasarkan survei terbaru yang dilakukan World Most Literate Nations misalnya, minat baca di Indonesia termasuk dua terbawah dari 61 negara. Minat baca Indonesia menempati posisi ke-60 di mana posisi terakhir ditempati oleh Botswana, Afrika.
Rendahnya minat baca warga Indonesia ini mendorong Presiden Direktur Jaya Ritel, Uli Silalahi, untuk mendorong minat membaca di tengah masyarakat. Salah satu cara yang dilakukan Uli ialah dengan menyelenggarakan The Big Bad Wolf Book Sale.
Melalui pameran buku ini, Uli ingin menghadirkan berbagai buku dengan harga yang sangat terjangkau bagi masyarakat. Dengan memberikan diskon 60-80 persen, berbagai buku, khususnya buku impor, yang semula memiliki harga mahal, menjadi sangat terjangau. Uli berharap harga buku yang jauh lebih murah ini dapat mendekatkan berbagai lapisan masyarakat dengan kegemaran membaca buku.
"Jadi saya mau mengcut itu (rendahnya minat baca Indonesia). Agar menjadi negara yang ke-10 besar gemar membaca, 20 besar gemar membaca," harap Uli saat ditemui dalam penyelenggaraan The Big Bad Wolf Book Sale di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD.
Menurut Uli, kegemaran membaca dapat membantu siapa saja untuk melihat dunia dengan lebih luas. Dari membaca buku, lanjut Uli, ada banya 'dunia' yang bisa dilihat dan diselami, mulai dari dunia ilmu pengetahuan hingga dunia fesyen. Oleh karena itu, dengan menghadirkan buku impor dan lokal berjumlah hampir 2 juta eksemplar, Uli berharap minat baca bisa semakin tertanam di dalam benak masyarakat.
Melalui The Big Bad Wolf Book Sale, Uli juga ingin menanamkan minat baca sejak kecil pada anak-anak. Karena itu, Uli mendedikasikan 30 persen dari total buku yang ditawarkan melalui The Big Bad Wolf Book Sale untuk bacaan yang menarik dan edukatif bagi anak-anak.
"Dengan membaca banyak yang bisa kita lihat. Imajinasi kita semakin banyak, stress juga hilang. Hanya dengan membaca enam menit, sebentar, kalau kita lagi di jalan, stress kita hilang," ujar Uli.