Senin 02 May 2016 10:15 WIB

Gadis Berhijab Ini Jadi Ratu Prom di Fontana AS

Rep: C34/ Red: Indira Rezkisari
Zarifeh Shalabi, Muslimah berhijab yang mendapat predikat Ratu Prom di sekolahnya di Fontana, AS.
Foto: dok NY Times
Zarifeh Shalabi, Muslimah berhijab yang mendapat predikat Ratu Prom di sekolahnya di Fontana, AS.

REPUBLIKA.CO.ID, FONTANA -- Zarifeh Shalabi (17) terpilih menjadi ratu prom di Summit High School, Fontana, California, Amerika Serikat. Gadis Muslimah berhijab itu menerima simbol utama penerimaan remaja dalam prom nite alias pesta perpisahan siswa SMU.

"Mereka tidak melihat saya sebagai ancaman, mereka melihat saya sebagai teman," tutur Zarifeh yang menyebutkan bahwa kemenangannya membuktikan bahwa tidak semua Muslim adalah sesuatu yang perlu dikhawatirkan.

Awalnya, ia sangsi bisa menang karena biasanya yang dipilih sebagai ratu prom ialah mereka yang populer dan rupawan seperti pemandu sorak, aktivis organisasi, atau mereka yang sering pergi ke pesta. Zarifeh juga terbilang minoritas karena di antara lebih dari 2.000 siswa di sekolah, hanya sekira empat gadis yang mengenakan penutup kepala.

Selama ini, Zarifeh yang datang dari keluarga Muslim taat sangat membatasi pergaulan. Ia menolak semua undangan ke pesta dan acara menginap serta tidak pernah diizinkan untuk menghadiri pesta dansa sekolah.

Zarifeh khawatir bahwa ibundanya, Manal Haifa, juga tidak mengizinkannya menghadiri acara perpisahan sekolah yang berlangsung di Dorothy Chandler Pavilion, Los Angeles. Untungnya, pihak sekolah sudah mengumumkan peraturan untuk berpakaian sopan tanpa gaun terbuka, tarian sewajarnya, dan transportasi hanya boleh dengan bus antarjemput.

Beberapa pekan sebelum pesta berlangsung, sahabat-sahabat terdekat Zarifeh juga berkampanye untuk kemenangannya. Masing-masing mengenakan jilbab sebagai wujud solidaritas, memajang puluhan syal dan balon-balon di sekolah, sambil mempersuasi murid-murid untuk memilih Zarifeh.

"Kami melihatnya sebagai kesempatan untuk melakukan sesuatu yang baik dan mewakili sesuatu yang baik. Ini adalah cara untuk membuktikan bahwa kita tidak memiliki masalah dengan intimidasi atau rasisme," kata seorang kawan Zarifeh, Sarahi Sanchez.

Sementara kawan-kawannya pergi ke restoran terdekat usai prom, Zarifeh memilih pulang agar ibunya tidak khawatir. Keesokan paginya, dia merayakan kemenangan itu dengan teman-teman di masjid Ar-Rahman, di mana dia mengajar siswa kelas dua dan tiga sekolah dasar setiap pekan.

"Orang-orang di sana turut bangga dan menganggap ini sesuatu yang menarik dan berbeda," kata Zarifeh, dikutip The Malay Mail Online.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement