REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Perpustakan harus dibuat menjadi tempat menyenangkan, agar anak-anak tertarik untuk datang sehingga pengenalan literasi sejak dini, untuk membantu meningkatkan Sumber Daya Manusia, bisa terlaksana.
"Upaya itu kami lakukan dengan menerapkan teknologi di perpustakaan seperti membangun taman digital luar ruang yang menyediakan fasilitas berbasis teknologi, seperti akses internet nirkabel, dan perpustakaan digital," kata Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Sumatra Barat, Alwis usai menghadiri pelatihan penggelola perpustakaan, di Padang, Selasa (26/4).
Menurutn Alwis, pascapenerapan teknologi itu, terbukti jumlah kunjungan ke perpustakaan Sumbar meningkat dari awalnya hanya 50 hingga 100 orang perhari menjadi 150 hingga 200 orang per hari."Peningkatan ini cukup menggembirakan, karena kami bisa memberi pengenalan literasi sejak dini pada pengunjung," sebutnya.
Meski perpustakaan telah melakukan terobosan, namun menurutnya peran orang tua juga penting untuk mendorong anak-anak agar rajin membaca sejak dini. Orang tua harus mendorong agar anak suka membaca, sehingga timbul keingintahuan dan ketertarikan terhadap buku.
Alwis mengatakan melalui ponsel cerdas, anak-anak memang dapat mengakses beragam tulisan di dunia maya. Akan tetapi isi dan konten tulisan belum tentu sepenuhnya pantas dikonsumsi oleh anak.
"Orang tua juga kesulitan melakukan pengawasan karena ponsel bersifat pribadi. Untuk itu, anak-anak tetap harus diarahkan ke perpustakaan sebagai sarana penambah ilmu dan pengetahuan," ujarnya.
Andri (15 tahun), salah seorang pengunjung perpustakaan Sumbar mengatakan akses internet nirkabel dan perpustakaan digital yang disediakan sangat sesuai untuk generasi muda yang sehari-hari menggunakan ponsel cerdas.
"Perpustakaan seharusnya memang mengikuti perkembangan zaman. Tidak hanya terpaku pada penyediaan buku bacaan saja," katanya.