REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perjuangan RA Kartini sangat berdampak besar bagi perjuangan perempuan di masa-masa setelahnya. Emansipasi Kartini berbicara banyak hal di samping persoalan kebaya, dapur, atau urusan tempat tidur.
Kekuatan Kartini dalam berpikir inilah yang menjadi inspirasi Sutradara Women and Impact Kennedy Jennifer Dhillon. Menurutnya, emansipasi berbicara pada wilayah yang lebih luas, yaitu intelektual yang menghasilkan dampak nyata.
"Film ini lahir dari pengalaman hidup saya, dan juga dari spirit emansipasi yang ditinggalkan oleh seorang Kartini," ujar Kennedy saat dihubungi Republika.coid, Selasa (19/4).
Kennedy menjelaskan, tidak dapat dipungkiri, kegelisahan Kartini pada penempatan perempuan sebagai kelas dua dalam tatanan sosial bisa jadi karena paparan dengan budaya Eropa. Tapi jelas, menurutnya, Kartini tidak ingin membuat budaya Jawa berubah menjadi budaya Eropa.
"Beliau dengan sangat cerdas memilah apa yang bisa di ambil dari Eropa dan kemudian di implementasikan pada perempuan-perempuan di negerinya," ujar penulis #Fight #Pray #Hope ini.
Melihat kesetaraan dan kemajuan perempuan Eropa, membuat Kartini ingin memperjuangkan hal yang sama di Tanah Airnya. Melalui keinginan tersebut, Kartini sangat menuntut pengetahuan. Sebab kemajuan perempuan tidak bisa didapatkan jika pembekalan pendidikan tidak ada.
Kennedy mengatakan meski penuh gejolak akan perlawanan untuk menuntut kesetaraan dalam bidang pendidikan antara perempuan dan laki-laki yang pada masa itu belum merata, Kartini ternyata tetap berpegang pada keyakinan adat yang berlaku. Inilah yang membuat Kennedy jatuh cinta pada Kartini.