Senin 18 Apr 2016 08:30 WIB

Komentar Max Landis Soal Scarlett Johansson di "Ghost in the Shell"

Rep: c27/ Red: Hazliansyah
Scarlett Johansson
Foto: EPA
Scarlett Johansson

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Pemilihan Scarlett Johansson sebagai tokoh utama dalam film "Ghost in the Shell" memicu kontroversi publik. Sejak pertama kali nama Johansson diumumkan, publik mempertanyakan keseriusan rumah produksi untuk lebih memilih aktris Asia di film adaptasi manga Jepang itu.

Johansson ditempatkan untuk memerankan polisi wanita bernama Mayor Kusanagi. Kritik bergulir sejak tahun lalu. Bahkan petisi yang dibuat untuk melepaskan Johansson dari film tersebut kini sudah mencapai 65 ribu tanda tangan.  

Salah satu yang mengajukan protes adalah Ming-Na, bintang film "Marvel's Agents of S.H.I.E.L.D.

"Tidak ada yang salah dengan Scarlett Johansson. Faktanya, saya adalah penggemar berat dia. Tapi hal ini seperti menghilangkan peran bintang Asia," ujar Ming-Na beberapa waktu lalu.

Publik lebih memilih Rinko Kikuchi, bintang Pacific Rim untuk memerankan peran tersebut.

Melihat kegaduhan yang tidak kunjung berhenti, sutradara dan juga penulis skenario "American Ultra" Max Landis mencoba ikut angkat bicara.

Melalui video YouTube berjudul "If You're Mad About 'Ghost In the Shell,' You Don't Know How The Movie Industry Works" dia mencoba memberi pemahaman publik tentang cara kerja produksi film Hollywood.

Landis memberi penjelasan tentang proses produksi film yang berjalan tidak mudah. Mulai dari pemilihan peran, hingga tempat, semua dinilai untuk dapat menghasilkan pendapatan yang lebih.

"Dulu ada sekelompok selebritas kelas A yang dapat memberikan hasil yang berbeda di daerah yang berbeda, karena studio harus membuat uang mereka kembali melalui penjualan tiket," katanya dikutip dari Aceshowbiz, Senin (18/4).

Kemudian dia mengaitkan dengan peran Scarlett Johansson di film tersebut. Menurutnya, belum ada selebritas Asia yang berada di A-list tingkat Internasional saat ini.

Mungkin dulu pada tahun 90-an ada selebritas seperti Jackie Chan dan Jet Li, tapi setelah itu sudah tidak ada lagi. Termasuk juga Lucy Liu.

"Jika Anda marah tentang Scarlett Johansson di film "Ghost In The Shell", Anda marah pada orang yang salah. Anda tidak harus marah pada industri film, karena mereka beroperasi dari rasa takut," kata Ladis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement