Selasa 12 Apr 2016 10:06 WIB

Jepang Uji Coba Layanan Pengiriman dengan Drone

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Andi Nur Aminah
Drone
Foto: Japantimes
Drone

REPUBLIKA.CO.ID, CHIBA -- Pemerintah dan beberapa perusahaan di Jepang mulai melakukan uji coba layanan pengiriman menggunakan pesawat tanpa awak (drone) di Chiba, Senin (11/4). Dengan membawa paket, drone mampu terbang melewati kondominium, pertokoan, dan taman yang jaraknya dekat.

Proyek bersama yang melibatkan pemerintah pusat, pemerintah Kota Chiba, lembaga-lembaga penelitian dan perusahaan e-commerce raksasa Rakuten Inc ini adalah percobaan layanan pengiriman dengan drone pertama di daerah perkotaan. Kota Chiba telah ditunjuk sebagai zona deregulasi khusus untuk melakukan uji coba.

Pada tahap berikutnya, drone akan mengambil paket dari sebuah gudang yang terletak di samping Tokyo Bay. drone tersebut kemudian mengantarkan paket ke Chiba Mihama Ward, sekitar 10 kilometer.

Dilansir Japantimes, kota ini akan memulai layanan pengiriman dengan pesawat tak berawak pada 2020,  ketika Tokyo menjadi tuan rumah Olimpiade dan Paralimpiade. Kota Chiba berencana meminta pengembang real estate untuk membangun kondominium bertingkat tinggi di Mihama untuk mengatur daerah pendaratan pada setiap balkon.

Berdasarkan uji coba, para peneliti yang tergabung dalam proyek ini harus mengembangkan teknologi yang dapat memastikan drone dapat terbang dengan stabil dalam hujan dan angin kencang. Peneliti juga harus mendirikan sebuah sistem kontrol lalu lintas untuk drone.

Uji coba serupa juga dilakukan di kota Naka, Tokushima pada Februari lalu. Tujuannya adalah untuk mempermudah belanja bagi orang-orang yang tinggal di daerah berpenghuni sedikit.

Uji coba ini dilakukan saat Jepang tengah khawatir akan pelanggaran penggunaan drone. Drone bisa digunakan untuk terorisme atau merekam video yang melanggar hukum.

Desember lalu, Jepang memperkenalkan Hukum Aeronautics Sipil yang melarang drone diterbangkan di atas daerah permukiman padat atau sekitar bandara tanpa izin pemerintah. Peraturan itu dikeluarkan setelah sebuah drone kecil ditemukan pada April 2015 di atap gedung kantor perdana menteri di pusat kota Tokyo.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement