REPUBLIKA.CO.ID, MALANG – Kota Malang menjadi tuan rumah Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) 2016. Acara yang dimulai digelar sejak Kami(31/3) itu menjadi kolam inspirasi dan ajang berbagai ilmu dan pengalaman seputar industri kreatif.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf membeber tips sukses dalam industri yang banyak didominasi anak-anak muda itu.
Ridwan Kamil menyebut bahwa kota kreatif adalah tempat pertemuan dari 3T. Yakni talenta, teknologi, dan toleransi. ”Kita Harus bisa menyatukan tiga hal tersebut,” ujar Wali Kota Bandung itu, dalam keterangan pers yang dirilis Kemenpar, Senin (4/4).
Menurut Kang Emil, upaya mewujudkan 3T bisa dilakukan dengan memperbanyak ruang interaksi sosial. Baik itu berupa tempat nongkrong maupun taman. Biasanya, di tempat-tempat seperti ini muncul ide-ide baru. ”Anak muda itu harus dibuat sibuk. Agar tidak terjerumus ke hal negatif,” cetusnya.
Kang Emil berpesan agar Kota Malang memilih salah satu produk kreatif unggulannya. ”Jadilah ‘dokter spesialis’. Jangan jadi ‘dokter umum’,” ujarnya. Dia menyebut, ekonomi kreatif punya dampak yang besar. Ia mencontohkan Facebook. ”Facebook itu kalau sekarang dijual, harganya Rp 4 ribu triliun,” paparnya. Padahal, semula dikonsep dengan model yang simple, hanya beberapa gelintir manusia saja. Kini sudah menjadi perusahaan raksasa dunia, dan mendunia.
Dalam kesempatan itu, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Republik Indonesia Triawan Munaf mengatakan, industri kreatif berkontribusi 6,1 persen terhadap perekonomian dunia. ”Tidak seperti sumur-sumur minyak. Sumur-sumur kreativitas tak pernah kering,” ujarnya sambil menjelaskan, konses sustainable development industry.
Menurut dia, kreativitas bisa lahir dari mana saja, dari siapa saja, tidak memandang strata sosial. Triawan berharap, ICCC yang telah digelar untuk dua kalinya itu, mampu menemukan potensi kreatif dan inovasi dari setiap kabupaten atau kota di Indonesia. Sehingga dapat menjadi daya utama bagi peningkatan ekonomi.
Wali Kota Malang Moch Anton mengapresiasi saran dari Kang Emil. Anton berjanji akan menambah ruang kreatif di Kota Malang. ”Segera akan kita tambah dengan memaksimalkan gedung kelurahan,” ujarnya.
Menpar Arief Yahya dalam berbagai kesempatan mengharapkan ICCC Malang ini melahirkan wadah bagi anak-anak muda berkreasi. Semacam tempat untuk membesarkan start up company, agar mereka terus berkarya, sebelum terjun di level professional dan bersaing global. “Wadah itulah yang akan menjadi induk untuk menelorkan kreator-kreator muda dalam menjemput sukses di creative industry,” tegas Arief.
Menpar menyebut, creative industry atau cultural industry inilah yang akan menjadi gelombang keempat, setelah tiga revolusi yang ditulis Alfin Toffler dengan The Third Wave itu berakhir. Yakni Revolusi Agriculture, Revolusi Manufacture dan Revolusi Teknologi Informasi.